Kembali ke hari pernikahan,
"Selamat ya!"
"Selamat atas pernikahan kalian!"
"Pak Doyoung dan Bu Mirae selamat ya! Semoga bahagia selalu!"
"Selamat Mirae, Doyoung, saya doakan yang terbaik. Semoga kerja sama perusahaan kita semakin kuat."
Puluhan, bahkan ratusan ucapan selamat diterima oleh Doyoung dan Mallory sepanjang hari mulai dari selesai pemberkatan hingga sesi dansa selesai. Bulan sudah terpajang cantik di langit. Cahaya terpancar indah di hamparan laut yang luas. Para tamu masih betah duduk sambil memakan hidangan yang tak ada habisnya, beberapa memilih meminum minuman beralkohol sambil menikmati musik yang mengalun indah.
Seperti pesta pernikahan pada umumnya, Doyoung dan Mallory memutuskan untuk berjalan-jalan dan menyapa para tamu yang hampir seluruhnya mereka kenal. Garis bawahi kata hampir, karena Mallory tentu tidak begitu mengetahui teman-teman Mark atau teman ayahnya.
"Selamat ya, Mallory, Doyoung."
Mallory tersenyum saat mendapati sosok yang ia kenal menghampirinya. Sesungguhnya, ia sudah menyadari kehadiran laki-laki itu sejak pemberkatan dilakukan. Namun entah kenapa laki-laki itu enggan menghampirinya, dan Mallory sendiri juga enggan menyapa lebih dulu karena hati yang tidak yakin laki-laki itu sebenarnya ikhlas datang ke pernikahannya atau tidak.
"Aku doain yang terbaik buat kalian berdua." Lanjut laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya.
Mallory mengangguk, kemudian menjabat tangan yang menggantung di udara itu. "Makasih banyak, Yuta."
Kemudian, tangan Yuta beralih ke depan Doyoung. Mallory tidak bisa membaca ekspresi suaminya itu, tetapi Doyoung tetap membalas jabatan tangan Yuta dengan tidak begitu tertarik. "Makasih." Ujar sang suami.
Yuta tertawa ketika mendengar balasan dingin Doyoung
"Maaf ya, pernah nyempil di hubungan kalian." Ujarnya yang akhirnya berhasil membuat Doyoung benar-benar tertarik.
Sesaat, Yuta merapikan jasnya. "Sorry. Waktu itu gue ngga tau kalau cerita kalian udah dimulai sebelum gue kenalan sama Mallory. Gue juga baru ngerti kenapa Mallory agak enggan kalau gue perlakukan istimewa, ternyata dia lagi berusaha jaga hati lo. Sorry udah ngajak lo bersaing waktu itu." Lanjutnya.
"Bersaing?" Tanya Mallory.
Doyoung menoleh pada Mallory sejenak, kemudian menatap Yuta. "Ini lo beneran minta maaf atau gimana?"
Yuta lagi-lagi tertawa, kali ini sambil menepuk pundak Doyoung akrab.
"Ya beneran, lah! Ga mungkin juga gue pura-pura biar bisa ngerebut Mallory, kan? Masa orang udah nikah mau gue gangguin. Lo sama gue bakal kerja bareng nantinya, kita bakal sering ketemu untuk urusan pekerjaan, ga mungkin lo sama gue berselisih terus. Setuju, ga?"
Doyoung menatap Yuta sinis sejenak, hendak memastikan kebenaran ucapan laki-laki itu. Tapi kemudian ia tertawa pelan dan mengangguk. "Setuju."
"Jadi, kita damai nih ya, Doyoung?" Tanya Yuta memastikan sambil mengangkat tangannya untuk berjabat lagi.
"Kita damai." Balas Doyoung kemudian menyambut tangan Yuta, kali ini disertai niat yang lebih baik dari sebelumnya.
Setelahnya, Yuta berlalu ke mejanya, bergabung dengan orang-orang yang Mallory yakini adalah orang-orang perusahaannya. Mallory langsung mendongak, berusaha meminta penjelasan dari Doyoung.
"Bersaing tuh maksudnya apa?" Tanya Mallory.
Tanpa menatap Mallory, Doyoung mengangkat kedua pundaknya. "Ya, gitu deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
mallory [kim doyoung]
FanfictionNama: Kim Doyoung Usia: 24 tahun Status: Udah punya pacar, tapi jatuh hati seorang sama pelayan di restoran pizza. read at your own risk. be a wise reader. April 7, 2020 - July 29, 2021 has reached: #1 in kimdongyoung #1 in dongyoung