where is he?

123 15 2
                                    

Mallory menatap ponselnya dalam diam. Matanya kembali membaca pesan terakhir dari Doyoung.

Doyoung
Nanti malam saya ke restoran
See you

Pesan itu dikirim Doyoung lebih dari seminggu yang lalu. Nyatanya, malam itu Doyoung sama sekali tidak datang. Bahkan Mallory menunggu Doyoung di depan restoran hingga restoran tutup, tetapi Doyoung tetap tidak menampakkan dirinya. Berkali-kali ia mencoba menelepon laki-laki itu, tidak ada satupun panggilan yang diangkat.

Jemari Mallory kembali mengetik sebuah pesan untuk Doyoung, berharap laki-laki itu akan membalasnya kali ini.

Mallory
Tolong kabarin saya
Saya nunggu kamu, Doyoung.

Mallory menghela napasnya kasar. Ia tidak menerima kabar satu pun dari Doyoung. Rasanya, laki-laki itu seperti hilang ditelan bumi. Tidak ada lagi pesan atau godaan lucu dari Doyoung seminggu belakangan. Mallory benar-benar khawatir.

"Hey, bengong aja. Ini waffle kamu."

Mallory segera merubah ekspresinya, ia menarik senyum pada Yuta yang membawakan sepiring waffle pesanannya.

"Makasih."

Yuta mengangguk. "Makan yang banyak, biar seneng. Soalnya kamu kelihatan lagi banyak pikiran."

Lagi-lagi Mallory tersenyum pada Yuta. Ini sudah ketiga kalinya mereka pergi bersama dan Mallory merasa nyaman dengan kehadiran Yuta. Menghabiskan waktu bersama Yuta tidak akan pernah terasa membosankan. Laki-laki berdarah Jepang itu pengertian dan manis, seperti seorang kakak.

Benar, Mallory menganggap kehadiran Yuta sebagai seorang kakak. Dan dalam dirinya, ia yakin Yuta juga hanya menganggapnya sebagai adik.

"Kantor sama restoran lagi sibuk-sibuknya, aku jadi kepikiran. But I'm okay." Ujar Mallory berbohong.

Yuta meneguk minumannya. Matanya menatap wajah Mallory yang kelihatan lelah. "Kamu harus tetep istirahat walaupun sibuk. Kalau kamu sakit, nanti aku sedih."

Mallory spontan tertawa karena kalimat Yuta yang dianggapnya sebagai candaan.

"Aku ga apa-apa kok." Ujar Mallory setelah tawanya reda.

Yuta hanya tersenyum. Keduanya kemudian menikmati hidangan masing-masing. Mallory sibuk menghabiskan wafflenya dan Yuta menghabiskan minumannya.

Tiba-tiba, Yuta berdeham, membuat Mallory menoleh seketika.

"Omong-omong, sebenernya ada yang mau aku kasih tau sama kamu." Ujar Yuta.

Mallory menelan suapan waffle terakhir dalam mulutnya sebelum bertanya pada Yuta. "Kasih tau apa?"

"Kamu sadar ga, sebenernya kita udah pernah ketemu sebelumnya?"

Kening Mallory berkerut, ia menatap Yuta kebingungan. "Ketemu? Kapan?"

"Dulu kamu masih sekolah, aku baru masuk kuliah. Kamu ikut ke pertemuan bisnis ayah kamu, masih pakai seragam, ngerengek minta pulang. Aku juga di sana, ngeliatin kamu dari meja papa."

Penjelasan Yuta membuat Mallory kembali mengingat masa lalunya. Matanya terbuka lebar ketika mengingat bahwa peristiwa yang disebutkan Yuta memang pernah terjadi. Hari itu Mallory mengikuti pertemuan bisnis ayahnya bersama Mark tepat sepulang sekolah karena keduanya sedang tidak ingin di rumah. Namun, yang terjadi ketika mereka sampai di pertemuan bisnis tersebut malah Mallory bosan setengah mati sehingga merengek untuk pulang.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang