Chapter 19

14.3K 1.5K 44
                                    

Maaf ngaret🏄
Happy reading❤
_______

Jam terus berputar, hari terus berganti, matahari akan terbit dan bulan akan muncul jua di malam hari, ombak terus berdebur dan bersahut-sahutan dengan kicauan burung air.

Sedangkan gadis malang dengan rambut coklat panjangnya masih saja berdiri di tempat, memandangi luasnya laut yang penuh dengan buih. Tatapannya sayu, seperti terluka namun tak berdarah.

"Aku pulang." Gumamnya dan detik selanjutnya tubuhnya sudah basah oleh air laut.

Kakinya berubah menjadi ekor setelah terkena air, Elyara terus berenang menuju laut dalam tempat dimana ia tinggal. Tempat paling sunyi yang ia tinggal berbulan-bulan, demi seseorang yang berani menyakiti hatinya.

Elyara jadi berpikir, Ayah kandungnya saja berani menyakiti hati Elyara. Lalu Bagaimana dengan laki-laki lain? Sungguh, baru saja ia merasakan cinta dan langsung mendapat luka.

Berani bercinta, berani pula untuk terluka. Sayangnya Elyara sangat lemah, tak berdaya dengan keadaannya sekarang. Ia tak mampu berdiri sendiri sedangkan seseorang yang ia cintai berdiri gagah dengan menggenggam tangan orang lain.

Aku bodoh! Buat apa mencari Ayah? Dia telah menyakiti hati Ibu. Ucap Elyara dalam hati.

Setelah berjam-jam berenang dalam gelapnya laut biru, Elyara telah sampai di istana tempat para Putri duyung berada.

Tersenyum, Elyara mulai memasuki istana dan mencari sang Ratu yang tak lain adalah ibu nya.

"Ibu." Seru Elyara dalam hati. Begitulah cara Duyung berkomunikasi, berbicara dalam hati.

Duyung cantik yang sedang merangkai mutiara membentuk kalung itu menoleh, melebarkan bibirnya dan berenang cepat menubruk tubuh Elyara.

Mereka berpelukan erat, menumpahkan kerinduan yang begitu mendalam. Ingin sekali Elyara mencurahkan isi hatinya, bercerita bahwa hatinya telah dilukai oleh seorang laki-laki.

"Ibu rindu, El." Yeran, Ibu Elyara menangkup pipi bulat putrinya.

Elyara hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kenapa kau kembali? Apa kau sudah menemui Ayah-mu?" Tanya Yeran yang dibalas senyuman kecut Elyara.

Elyara menyapu ekornya menjauh, dia menatap ke lain arah sambil bersedekap dada.

"Buat apa aku cari laki-laki yang telah menyakiti hati Ibu-ku? Apakah dia berhak mengusap kepala putrinya yang sejak lama ia tinggalkan?"

Yeran tertegun, dia memegang pundak Elyara dan menyunggingkan senyum tulus.

"Kau salah! Bukan dia yang meninggalkan kita, tapi Ibu yang meninggalkan dia, kamu tidak bisa hidup di darat sewaktu kecil. Jadi lah Ibu membawa mu ke laut dan berpisah dengannya." Jelas Yeran panjang lebar membuat Elyara menatap matanya.

"Benarkah? Apa Ayah tidak melakukan seperti apa yang telah Ayah Alzer lakukan?" Tanya Elyara polos.

Yeran mengernyit.

"Siapa Alzer?" Tanyanya.

"Teman ku di daratan." Jawab Elyara singkat.

"Alzer sangat membenci Ayah-nya dan aku tidak tau apa alasannya." Elyara menghela napas hingga gelembung kecil keluar dari hidungnya.

"Ibu, apa Ayah Alzer melakukan kesalahan? Mengapa Alzer sangat membenci Ayah-nya?"

Yeran menggelengkan kepala, ia kembali sibuk merangkai mutiara.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang