Chapter 42

10.8K 1.2K 104
                                    

Aku, si kuat yang bertahan di tengah badai.

Elyara.
~~~~~~~~~~~~

Kantin cukup ramai dikunjungi oleh siswa-siswi kelaparan, Mi ayam Kang Ma'mun antriannya sampai tembus ke pintu kantin. Bahkan ada yang membawa tikar dan makan lesehan di sana.

Seramai-ramainya kantin, anggota Parezor tentu akan mendapatkan kursi. Siapa sih yang berani membantah mereka? Walaupun tidak terkenal kejam, namun melihat wajah mereka yang beringas sudah membuat nyali orang-orang menciut.

"Gue mau bantuin Kang Ma'mun lah kasihan, kewalahan tuh pasti." Tero menggeser kursi hendak pergi dari gerombolan Parezor.

"Jangan! Ntar yang ada mi ayamnya berubah jadi mi kodok." cegah Lukman, "lagian udah ada Mbak Santi yang bantuin dia."

Tero mengerucutkan bibir, padahal ia berharap mendapatkan mi ayam gratis dari Kang Ma'mun jika membantunya. Hari ini kan Tero sedang mengirit karena duitnya akan ia pakai untuk nonton di bioskop bersama Arly.

"Bibir lo kayak topi tani!" cibir Deka, melemparkan kulit kacang ke wajah Tero.

Tero mengangkat alis, "kenapa topi tani?"

"Iya, kan mengerucut." jawab Deka membuat yang lain terbahak.

"Jangan dikatain terus, dia calon adik ipar gue." ceplos Alzer tiba-tiba.

Semuanya menganga lebar terutama Tero yang ilernya hampir menetes karena terlalu lama membuka mulut. Gemas, Alzer mendorong kening Tero menggunakan jari telunjuknya membuat cowok itu tersadar dari gangguan jiwanya.

"Lo beneran restuin gue sama Arly, Al?" pekik Tero kegirangan.

Alzer mengangguk, "tapi sekali lo buat dia nangis, jangan harap lo bisa tidur di kasur empuk lagi."

"Emang lo mau mindahin tidur gue ke mana, Al?"

"Kamar mayat." sahut Alzer asal yang lagi-lagi dibalas sorakan dan tawa gemuruh dari gang Parezor. Sepertinya mereka senang sekali melihat Tero ternistakan.

"Al!" Fero datang dengan nafas tersendat-sendat.

Alzer mengangkat alis heran, menunggu Fero yang sedang mengatur nafasnya.

"Gue dengar dari adik kelas, si Elyara lagi dibully di toilet. Maaf gue nggak bisa bantu, Loren nyuruh gue balik sekarang, lagi ngidam dia." jelasnya dengan satu tarikan nafas.

Gigi Alzer bergemelatuk. Tangannya mengepal erat. Kursi yang didudukinya sampai terbanting kala Alzer berdiri, cowok itu berjalan angkuh mencari celah dalam keramaian diikuti para anak buahnya.

Di toilet, Elyara meringkuk ketakutan dengan bibir bergetar. Seragamnya sudah basah kuyup akibat disiram oleh tiga siswi yang kini berdiri garang di hadapannya, untung saja Elyara memakai kalung dari Bu Yuni sehingga kini dia masih berwujud manusia biasa.

"Kenapa nangis, hah? Cupu!" Gea menendang kasar kaki Elyara.

Kini giliran Farah yang menggapit kedua pipi Elyara menggunakan telunjuk dan jempolnya, "dasar murahan! Lo itu emang nggak pantes buat Alzer, udah dibentak sama dia di depan semua murid. Lo masih punya muka datang ke sekolah? Ckckck Elyara, Elyara."

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang