Chapter 16

18K 1.7K 104
                                    

Elyara's POV.

Aku Elyara, putri duyung yang hidup bertahun-tahun dalam kegelapan laut biru yang sangat jauh nan dalam. Sudah beberapa bulan Aku hidup di bumi manusia biasa ini, dan disini lah Aku bertemu dia, laki-laki misterius yang berhasil mencuri hatiku.

Disini Aku ingin menceritakan sedikit tentang kehidupanku.

Untuk kalian yang telah mengenalku, apakah kalian takut jika melihat wujud asli-ku? Setengah manusia dengan ekor ikan. Atau justru kalian senang karena dapat melihat makhluk langka seperti diriku.

Tentu kalian bertanya-tanya apa tujuanku datang ke daratan, Aku akan menceritakannya hanya sedikit.

Ibu ku memerintahkan Aku untuk mencari Ayah ku di daratan sini, yup! Ibu menikah dengan manusia biasa, namun Aku sedikit kecewa karena wujud-ku mengikuti gen Ibu yaitu menjadi Putri duyung.

Kekecewaan itu muncul sejak Aku melihat Alzer, si wajah datar namun selalu berhasil membuat jantungku bergendang merdu ketika pandangan kami bertemu.

Boleh kalian katakan bahwa Aku egois karena selalu ingin bersamanya, ya! Aku ingin menghabiskan waktu hanya dengan Alzer, bercerita ringan diselingi kekehan kecil menghangatkan.
Berbicara tentang Alzer, Aku jadi ingat beberapa hari yang lalu ia sempat mengecup bibirku.

Ah! Pipiku jadi merona mengingatnya, hey tapi sungguh! Bibirnya sangat hangat dan kenyal juga... manis. Aku menginginkannya lagi ups!

Tetapi ku rasa, Aku sudah lupa tujuan awal datang ke daratan, Aku tidak ingin kembali ke laut dan hanya ingin bersama Alzer. Walaupun itu mustahil karena jantung-ku bisa berhenti berdetak jika terlalu lama di daratan. Aku bisa bertahan selamanya jika seseorang yang Aku cintai juga mencintai diriku.

Menurut kalian, si Alzer kaku yang mirip kanebo kering itu menaruh rasa padaku tidak? Jika iya, beritahu Aku oke?

Ssstt! Aku mencintainya.

Semenjak kejadian mak lampir Kinar yang menculik-ku, kini Aku dijaga ketat oleh Alzer dengan membawa ku ke istana nya lagi.

Malam yang sunyi ini, Aku sedang berdiri di balkon kamar Satria untuk sekedar menghirup aroma petricor yang menguar karena hujan mengguyur Jakarta beberapa jam yang lalu.

"Elyara?" Satria menghampiri ku dengan gitar hitam ditangannya.

Aku tersenyum, mendaratkan pantat disamping Satria yang memangku gitarnya.

"Mau dengar gue nyanyi nggak?" Tawarnya dengan senyuman yang selalu dipamerkan padaku.

Dengan semangat Aku mengangguk.

"Lo mau gue nyanyi lagu apa?"

"Lagu apa aja deh, yang enak didengar." Jawabku.

Satria nampak berpikir sejenak, wajah tampannya terkena cahaya bulan yang remang-remang.

"Lagu apa aja mah, kalo gue yang nyanyi pasti asik lah. Ya secara gue kan sering manggung di cafe si Alzer." Ujarnya songong diselingi kekehan, Aku ikut tertawa dengan memukul pelan bahunya.

"Bisa nggak sih, cewek kalo ketawa nggak pake mukul?"

Aku mengernyit dengan tawa yang sudah mereda.

"Nggak papa sih lebih nikmat aja."

Mendengar jawabanku, Satria malah tertawa terpingkal-pingkal membuat diriku meremang takut Satria kerasukan setan.

"Rasanya, ahh mantap! Gitu?" Dia tertawa lagi setelah mengatakan itu, Aku hanya geleng-geleng kepala dan terkekeh kecil.

"Apaan sih ketawa-ketawa, jelek lu pada!" Suara berat seseorang mengintrupsi, Aku dan Satria reflek menoleh ke sumber suara.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang