Chapter 4

27.1K 2.8K 209
                                    

Ramein kuyyyy😍

Alzer memandang jengah si tua bangka didepan papan tulis itu yang sedang mengoceh entah apa itu yang pasti Alzer tidak tahu.

Sedangkan Tero disampingnya malah enak-enakan molor, ingin sekali Alzer mengangkat tangan dan melaporkan kepada si tua bangka itu bahwa temannya malah molor.

Niatnya membolos pada jam pelajaran malah gagal gara-gara dipergoki oleh kepala sekolah ketika dirinya dan kedua temannya hendak menaiki tangga menuju Rooftop.

"Alzer sini kamu! Dari tadi ngelamun terus!" Teriak guru berkepala pelontos itu dengan lantangnya.

Dari tadi gue liatin lo cilok! Batinnya kesal.

Alzer pun maju ke depan kelas dengan muka datarnya tak lupa kedua tangannya yang ia sembunyikan disaku celana nya.

"Kerjakan soal itu!" Guru bernama Oji itu menunjuk lima soal dipapan tulis.

"Bapak udah tau jawabannya kan?" Tanya Alzer kelewat santai.

"Saya ingin kamu mengerjakannya!" Titahnya sambil mengetuk geram papan tulis itu.

"Bapak nggak bisa ngerjain sendiri?" Alzer tersenyum miring.

Sedangkan Pak Oji menggeram marah dengan anak didik dihadapannya ini.

"Ck! Kebanyakan mikir jadi kepalanya pelontos." Celetuk Alzer membuat tawa menggema di kelas ini.

Cukup sudah Pak Oji menahan kekesalannya, dia menjewer telinga Alzer dan diseret menuju lapangan untuk hormat ditiang bendera, matahari sudah cukup naik pagi ini, Alzer hanya menghela nafas lelah, kan tadi dia berbicara benar bukan? Mengapa dia juga yang kena hukuman?

"Kamu berdiri disini sampai bel istirahat pertama berbunyi!" Ketus Pak Oji sambil mengangkat tangan kanan Alzer agar hormat pada bendera.

"Bu Yuni! Boleh saya titip anak ini?"

Cukup sudah! Alzer sangat malas jika berhadapan dengan Bu Yuni.

Segala manggil mimi peri lagi! Batin Alzer memutar bola matanya malas.

Dan disinilah Alzer! Berdiri tegak menghadap sang merah putih yang berkibar gagah ditiang kokoh ini dengan keringat bercucuran didahinya.

Seragamnya sudah basah akibat keringatnya yang membanjiri tubuh, dengan sengaja Alzer membuka seluruh kancing kemejanya agar angin meniup ke tubuhnya.

Alzer berdecih melihat Bu Yuni sempat melirik pada perut kotak-kotaknya.

"Alzer hormat!" Seru Bu Yuni ketika melihat Alzer menurunkan tangannya.

"Pegel bencong!" Lirih Alzer sambil menatap sengit guru itu.

Alzer bernafas lega ketika ada yang memanggil Bu Yuni, setelah kepergian guru itu, Alzer membuka kemeja nya dan ia gunakan untuk mengipasi wajahnya yang terasa sangat panas.

Banyak pekikan histeris dari atas koridor namun Alzer tak menghiraukan itu, yang ia butuhkan adalah sebotol air mineral dingin, dan entah ada wali lewat atau apa, kini sebotol air dingin menempel dipipinya.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang