"Lah, itu mah foto anak gue, Nald. Bukan anak lo."
Ronald mengangkat alisnya bingung mendengar perkataan Dito, "anak lo gimana? Jelas-jelas ini anak gue, Leara."
Dito menggeleng cepat, dia membuka ponsel pintar miliknya dan mengutak-atik sebentar benda tersebut lalu menunjukkan foto dua gadis kecil dengan wajah yang lumayan mirip.
"Ini anak gue Clea, dan ini anak lo Leara yang punya tahi lalat dirahang bawahnya. Masa lo gak bisa bedain anak sendiri, sih?" jelas Dito sedikit kesal.
Ronald menggaruk alisnya sendiri, dia menajamkan matanya dan menatap lamat-lamat foto gadis kecil yang ada pada dompetnya. Ronald tertawa pelan, ternyata dirinya salah.
"Jadi selama ini gue salah majang foto dong?" Ronald kembali tertawa, dia mengambil foto kecil itu dan diserahkan pada Dito.
"Maklum, anak kita mirip banget. Cuma iris matanya aja yang beda, Leara hitam, Clea agak coklat." Dito memungut foto dari Ronald dan menyimpannya disaku kemeja.
Dua pria itu kembali tertawa sambil melanjutkan nostalgia nya, tanpa tahu ada seseorang yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Gadis itu meraba rahang bawahnya sendiri yang terdapat tahi lalat, tangannya gemetar, menatap tidak percaya salah satu pria itu yang mungkin adalah Ayah kandungnya.
***
Udara pagi di tepi pantai terasa sejuk dengan angin yang berhembus dari laut, Elyara duduk sendirian di samping kayu bakar yang menyisakan api kecil. Dia menatap matahari yang mulai menyingsing indah di sana.
"Matahari nya malu-malu dilihatin Elyara." ceplos seseorang dengan suara serak khas bangun tidur.
Elyara menoleh, tersenyum lebar melihat Alzer yang keluar dari tenda dan duduk di sampingnya. Alzer meletakkan kepalanya dibahu Elyara dengan kaki ditekuk dan kedua tangan yang memeluk lututnya.
"Al kedinginan gak semalam?" tanya Elyara sambil mengusap pipi Alzer.
Laki-laki itu mengangkat kepalanya dengan cepat membuat Elyara terkejut, dia menatap aneh pada Alzer yang tiba-tiba saja beranjak dan berlari menuju mobil entah mau apa.
Selang beberapa menit, Alzer kembali dengan dua mug berisi coklat panas di tangannya. Dia menyodorkannya pada Elyara dan diterima gadis itu dengan senang hati.
"Kamu kedinginan? Kok gak bilang sama aku? Tau gitu aku pindahin aja ke resort." oceh Alzer kembali duduk di samping gadisnya.
Elyara yang sedang melihat kepulan asap dari mug nya mengalihkan perhatian pada Alzer, dia menggeleng lucu dan mengecup singkat bahu Alzer yang masih terlapisi mantel.
"Yang lain pada tidur di tenda masa aku di resort? Gak enak sama mereka lah, Al." Elyara mencebikkan bibir.
"Kalau kamu sakit gimana? Pilek gak sekarang?" cecar Alzer yang dibalas gelengan dari gadis itu.
"Lagian aku seneng kok tidur di tenda, sama Arly, Ayala, Kinar. Baru kali ini aku tidur di tempat kayak gitu, di laut gak ada tah. Adanya batu karang." ujar Elyara polos membuat Alzer terkekeh ringan.
"Diminum! Buat anget-anget." titah Alzer lembut.
Merasa minumannya sudah tak sepanas tadi, pelan-pelan Elyara mendekatkan bibirnya pada mug itu menyesap coklat panas buatan Alzer. Elyara memejamkan matanya, menikmati sensasi coklat yang lumer membasahi rongga mulut dan turun ke kerongkongan.
Alzer geleng-geleng kepala, tiada hari tanpa membuatnya gemas dengan tingkah Elyara yang seperti anak kecil. Ingin rasanya Alzer menguyel-nguyel pipi Elyara sampai memerah tapi dia tidak tega melihat wajah polos gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret (SELESAI)
Novela JuvenilElyara adalah Putri Duyung yang diutus oleh Ibunya untuk menjelajah dan mencari hal penting di daratan, namun siapa sangka niat awal Elyara jadi sedikit oleng kala ia bertemu dengan salah satu manusia di darat. Manusia yang ditemuinya adalah Alzer D...