Chapter 46

10K 1.1K 144
                                    

Laki-laki itu duduk di dekat jendela dengan es krim vanilla ditangannya, pandangannya lurus ke depan dengan tatapan kosong, sesekali ia menjilat es krimnya yang mulai meleleh.

Satria sangat bingung dengan ucapan Kinar beberapa hari lalu yang mengajaknya kabur ke luar kota untuk kawin lari. Dia sudah bertanya mengapa Kinar menginginkan itu, namun gadis itu hanya menangis membuat Satria geram sendiri.

Suara derap langkah kaki yang masuk ke kamarnya membuyarkan lamunan Satria, dia bergerak membuang stick es krimnya ke tong sampah dan mengusap wajahnya yang terlihat kusut itu.

"Kayak burung kakak tua lo!" baru hadir, sudah mencibir, dasar Alzer!

"Ada masalah hidup apa sih lo sama gue, Bang?" sahut Satria malas, dia beralih tengkurap ke atas kasurnya.

"Hinggap di jendela kan?" Alzer tak mau kalah, Satria hanya bergumam saja agar cepat selesai.

Si sulung Kalayoltra menghela napas, dia duduk dibibir ranjang dan menggeplak keras betis Satria.
Alzer tau adiknya ini sedang galau, rasanya tumben sekali Satria galau, biasanya dia yang membuat cewek-cewek merasa galau karena diberi harapan palsu olehnya.

"Ada masalah apa sama Kinar?" pertanyaan Alzer tepat sasaran.

Satria hanya diam saja, dia semakin menyembunyikan wajahnya di bantal.

"Bisu?" Alzer semakin memojokkan membuat Satria berdecak sebal dan dengan ogah-ogahan dia duduk menatap Alzer malas.

"Si Kinar ngajak gue kawin lari, puas lo?"

Perkataan Satria membuat Alzer sedikit terkejut, namun dengan cepat ia merubah ekspresi terkejutnya menjadi wajah datar seperti biasanya.

"Gue bingung kenapa dia tiba-tiba ngomong kayak gitu sambil nangis-nangis. Bang, emangnya gue kelewat tampan sampe si Kinar ngebet banget pengen cepet nikah ya?" Satria mulai ngawur.

"Sebenernya cakepan gue sih mangkanya dia susah move on dari gue." jawab Alzer keceplosan.

Mata Satria melotot, "maksudnya?"

Alzer gelagapan, dia memukul mulutnya beberapa kali dan berdiri dari duduknya.

"Jawab gue dulu!" Satria mencekal pergelangan tangan Alzer, "ada hubungan apa lo sama Kinar dulu?"

Satria itu persis seperti Alzer keras kepalanya, Alzer tidak bisa mengelak. Dia kembali duduk dan merangkai kata-kata dalam otaknya untuk menjelaskan pada Satria.

"Kinar dulu cinta mati ke gue, dia sempat terobsesi dan menghalalkan segala cara buat ngedapetin gue. Tapi gue sama sekali gak mau sama dia." papar Alzer membuat Satria terdiam seribu bahasa.

"Kinar juga beberapa kali nyakitin Elyara karena cemburu, tapi gue tau dia sebenarnya baik cuma karena obsesi itu yang ngebuat dia jadi angkuh. Sampe akhirnya lo adalah satu-satunya orang yang ngebuat Kinar ngelupain gue." lanjutnya.

Satria menatap Alzer lamat-lamat, "kenapa lo gak bilang dari awal?"

"Gue lihat lo demen banget ke Kinar, gak tega aja." Alzer mengangkat bahunya acuh.

"Tapi tenang, jangan marah sama Kinar. Dia udah cukup hancur karena cintanya yang gak dibalas sama gue, lo jangan sampai hancurin dia lagi, bisa-bisa dia vakum dari percintaan karena hatinya dihancurkan berkali-kali." Alzer menepuk bahu Satria beberapa kali.

"Satu lagi, Kinar gak akan ngelepasin orang yang dia cinta begitu aja. Lo gak akan mudah terhindar dari Kinar." setelah mengatakan itu Alzer berlalu dari kamar Satria untuk menemui Elyara. Niat awal mengajak Satria turun agar menjaga Ayala ia gagalkan.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang