Chapter 32

13.8K 1.3K 248
                                    

Antara aku dan mereka, sangat sulit rasanya menjaga perasaan satu sama lain.

Elyara.
~~~

Takdir adalah kehendak dari Tuhan yang digariskan pada kita, tentu kita tidak akan bisa melawannya atau membalikkan takdir.
Begitu pula dengan jodoh, jodoh termasuk bagian dari takdir yang tidak bisa diubah seperti halnya pernikahan Fero dan Loren yang baru saja diselenggarakan.

Pasangan itu nampak serasi diatas pelaminan, pernikahan yang diadakan secara sederhana di rumah Loren membuat suasana tidak begitu ramai.
Acaranya juga hanya sebentar mengingat kandungan Loren yang lemah.

Mau tak mau Fero harus siap siaga menjaga istri dan calon anaknya. Takdir begitu mengejutkan Fero, dikala ia telah melupakan Loren yang merupakan orang paling berharga di masa lalunya, Takdir seolah mempermainkannya hingga kini ia menikahi gadis itu atas sebuah insiden.

Mata Fero menangkap gadis dengan balutan gaun olive nya sedang memakan cup cake dengan didampingi oleh dua laki-laki sekaligus.

"Aku kesana sebentar, kamu duduk aja dulu. Kalo ada apa-apa panggil aku." pamit Fero pada Loren.

Laki-laki itu menuntun Loren untuk duduk dikursi pelaminan, setelahnya ia tersenyum dan melangkah meninggalkannya. Ya walaupun Fero kecewa dengan perbuatan Loren, ia juga tidak tega memperlakukan Loren dengan kekerasan.

"Elyara, bisa kita bicara sebentar?" Fero mengalihkan atensi Elyara dari makanan ditangannya.

"Dia punya Abang gue, lo juga udah punya bini. Ngapain sih mepet pacar orang mulu?" sinis Satria yang duduk disamping kiri Elyara.

Gadis itu mengerjap, menelan cup cakenya yang masih ditenggorokan. Elyara melirik Alzer disamping kanannya seolah meminta izin, cowok itu mengangguk memberi ruang untuk Fero menyelesaikan masalahnya dengan Elyara.

Alzer tahu, Fero sudah jatuh hati pada Elyara saat ini. Kasihan sekali nasib laki-laki itu.
Tapi Alzer bersyukur, saingannya kini berkurang satu, saat ini Alzer akan fokus menggeser Choki agar Elyara sepenuhnya menjadi miliknya.

Elyara berjalan cepat mengekori Fero keluar dari rumah, dapat dilihat para tetangga yang sedang mengerumpi dengan suara sengaja dikeraskan karena mereka telah tahu bahwa Loren hamil diluar nikah.

"El." panggil Fero dengan tangan mencoba menggapai jemari Elyara.

Elyara menepis pelan tangan Fero, "maaf Fero, kata Alzer aku gak boleh disentuh sama cowok lain kecuali Alzer sendiri."

Fero tersenyum kecut, ternyata cinta Alzer begitu besar pada gadis dihadapannya saat ini.

"Sekali lagi gue mau ngucapin perasaan gue ke lo." Fero menjeda ucapannya, "gue cinta banget sama lo, sumpah kejadian antara gue dan Loren itu bener-bener di luar kendali."

Elyara menatap datar Fero, perkataan cowok itu tidak dapat ditangkap oleh otak Elyara. Ia tidak tahu apa yang sedang Fero ucapkan.

"Tapi kali ini hanya sebuah ucapan, gue gak minta lo balas perasaan gue. Sekali lagi maaf ya, El?" manik teduh Fero menelisik wajah cantik Elyara yang diberi riasan tipis.

"Iya Fero." Elyara mengangguk seraya tersenyum, walaupun gadis itu tidak tahu arti maaf dari Fero.

Mata Fero dipenuhi air mata, sekuat mungkin ia menahannya agar tak terjatuh. Tangannya bergerak menepuk pelan puncak kepala Elyara kemudian berlalu dari hadapan gadis itu.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang