Chapter 47

10.3K 1.2K 191
                                        

Rangga denga langkah tegasnya menghampiri Ronald. Satria dan Kinar ikut berdiri melihat wajah tak bersahabat dari Rangga.

"Ada apa ini? Siapa anda?" tanya Ronald, berdiri menatap Rangga dari atas sampai bawah.

"Saya Papa nya Kinar, oh lebih tepatnya Papa tiri karena Ayah kandungnya itu--."

"Papa!" sela Kinar menggamit lengan Rangga, dia menggelengkan kepalanya dengan raut memohon.

Satria bingung, dia meletakkan parselnya di atas meja dan mengusap bahu Ronald agar sedikit rileks. Pria itu mempunyai riwayat jantung, Satria takut penyakit Ronald akan kambuh di saat yang tidak tepat.

"Kinar, Papa gak restuin kamu sama dia." Rangga menunjuk-nunjuk Satria.

"Tapi, Pah.."

"Dengar Papa, Kinar! Semua yang Papa lakukan itu yang terbaik buat kamu."

Ronald mengusap lengan Satria dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Maaf, Pak. Tapi putra saya dan putri anda saling mencintai, alangkah baiknya kita sebagai orang tua mendukung saja hubungan mereka ke tingkat yang lebih lanjut." tutur Ronald.

"Kenapa Om gak setuju sama hubungan ini?"

"Karena kalian adalah saudara tiri!" sentak Rangga membuat semuanya terkejut.

Kinar memejamkan matanya erat, tubuhnya merosot ke lantai dengan kedua tangan yang menjambak rambutnya sendiri. Tamat sudah perjalanan cintanya dengan Satria.

Ronald mengerutkan dahi, menatap bergantian Rangga dan Kinar. Begitu pun dengan Satria yang sama bingungnya, saudara tiri?

Ronald membeo, "saudara tiri?"

"Ya, Kinar adalah anak dari hubungan terlarang yang anda lakukan dulu." ucap Rangga berapi-api.

"Tapi, bukannya anak Ayah sama istri keduanya udah meninggal?" lirih Satria menatap Ronald dari samping.

"Ayah kamu bohong Satria. Dia yang menikahi Sekretarisnya sampai mempunyai anak, dia juga yang menelantarkan mereka."

"Tutup mulut anda!" bentak Ronald mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Rangga.

"Saya tidak pernah menelantarkan mereka, Sarah istri kedua saya yang menghilang secara tiba-tiba dari kehidupan saya dan diberitakan dia telah meninggal dunia beserta anak kami." tegas Ronald dengan mata memerah.

"Tenang, Yah. Jantung Ayah bisa kambuh." Satria mengusap punggung Ronald.

"Sarah memang mengalami kecelakaan sampai meninggal dunia, tapi anak kalian selamat. Dia adalah Kinar." Rangga menunjuk gadis yang tengah sesenggukan di lantai.

"Sarah dan anaknya sempat di bawa ke Rumah sakit, setelah tiga hari pemakaman Sarah, tak seorang pun keluarganya maupun SUAMI nya menjenguk anak mereka yang masih terkapai tak berdaya di Rumah sakit."

"Saya dulunya office boy di Rumah sakit itu, hingga saya gak tega melihat gadis kecil itu sendirian, akhirnya saya mengangkatnya sebagai putri dan memberi berita palsu pada media agar memberitakan bahwa putri Sarah juga meninggal dunia karena saya tidak rela anak tak berdosa ini jatuh ke tangan orang yang salah termasuk anda, Tuan Ronald." tuntas Rangga membuat Ronald naik pitam.

Bugh!

"Berani-beraninya kau menyebarkan berita palsu itu! Bertahun-tahun saya menangisinya seperti orang bodoh, tapi apa?" Ronald geleng-geleng kepala dengan napas terengah dan sebelah tangan yang memegangi dadanya.

"Saya tidak bisa datang ke Rumah sakit karena Ayah saya menghukum saya dan mengurung saya karena dia mendengar perselingkuhan itu." Ronald mengusap air matanya secara kasar.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang