Extra Chapter

14.7K 1.1K 320
                                    

"Rey... di mana kamu, Rey?"

Seorang wanita cantik dengan rambut panjang yang dicepol asal itu menuruni tangga dengan tergesa, maniknya bergerak-gerak menelusuri setiap sudut rumah mencari keberadaan seseorang yang namanya ia koarkan.

Elyara berlarian kecil ke taman belakang rumah, tak juga menemukan Rey. Ia mendengus kesal dan mengecek keluar rumah pun tak ada.
Hanya terdapat seorang laki-laki yang bertelanjang dada sedang mencuci mobil.

"Huaa Mama~." Tangisan cempreng dari arah pagar rumah yang perlahan terbuka mengalihkan atensi Elyara.

"Kenapa sayang?" Elyara menghampiri, berlutut di hadapan bocah laki-laki tampan yang sedang menangis tersedu-sedu.

"T-tadi Kak Aya nyamperin ade pas lagi main hiks... sama temen-temen, dia marahin ade di-disuruh pulang huaaa." Tangis bocah itu semakin kencang.

"Nggak kok, Ma. Aya gak marahin ade, Aya cuma bilangin dia biar pulang udah sore. Lagian Mama tau gak? Ade main di empang masa," sambar bocah perempuan yang usianya dua tahun lebih tua dari bocah laki-laki itu.

Elyara berkacak pinggang sok memasang wajah garang membuat bocah laki-laki bernama Rey itu menunduk sambil mengusap ingusnya.

Setelah dua tahun menikah dengan Alzer, mereka dikaruniai seorang putra tampan yang diberi nama
Maher Alreyga Kalayoltra.
Sengaja Alzer dan Elyara membuat nama panggilan Rey untuk mengenang almarhum Reynald Atalas yang dengan lapang dada mengikhlaskan cintanya bersatu bersama orang lain.

Kini Ayala pun ikut bersama mereka karena Choki telah bersatu dengan Laui, tidak mungkin dia meninggalkan Ayala bersama Dito yang usianya sudah renta. Choki juga tidak mungkin bolak-balik ke darat dan lautan, Ayala akan bingung nanti. Mereka bilang, Choki sedang bekerja jauh bersama istrinya Laui.

"Main di empang? Kotor dong, Rey," tegur Alzer dengan selang air ditangannya.

"Ih, Papa. Rey mau nangkep ikan buat dimasak, Rey pengen makan ikan," gerutu Rey bersedekap dada dengan bibir manyun.

"Kamu pikir uang Papa udah habis apa? Tinggal bilang aja ke Papa, kamu bakal dapet ikan enak." Alzer misuh-misuh.

"Ya tapi kan biar seru carinya sama temen-temen." Bocah berusia 4 tahun itu memang hobi berdebat dengan sang Papa.

Geram, Alzer mengarahkan selang airnya ke tubuh mungil Rey membuat bocah itu semakin basah kuyup. Bukannya marah, Rey malah bersorak gembira dan berakhir mandi bersama mobil.

Elyara dan Ayala saling bertukar pandang, mereka geleng-geleng kepala melihat dua laki-laki tampan di rumah ini.

Gen manusia lebih mendominasi putra Alzer itu, Rey sama dengan Choki, ia akan berubah menjadi Duyung apabila menginginkannya saja.

"Kakak mandi gih di dalam, habis ini kita ke rumah Kakek Ronald. Nginap di sana, mau gak?" Tawar Elyara.

Ayala mengangguk semangat, "mau banget!" Kemudian segera berlari memasuki rumah.

"Ade udahan yuk mandinya, nanti gak diajak ke rumah Kakek lho," seru Elyara pada dua laki-laki kesayangannya yang masih asyik bermain air.

"Bentar lagi, Ma. Sekalian minum air nih sampe kembung," sahut Rey seenak jidat. Elyara geleng-geleng kepala.

"Papa juga mandi dong!"

Alzer mengangkat pandangan, "mandi di sini ya, Ma?"

Elyara melototkan matanya tajam, dia mengarahkan dua jarinya ke mata lalu ke arah Alzer membuat laki-laki itu kicep dan mengangkat tangan, dia lari ngacir memasuki rumah membuat Elyara tertawa.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang