Chapter 54

11.3K 1.2K 321
                                    

Typo⚠️


Alzer baru saja kembali dari Cibubur tepat pukul 9 malam, entah apa yang cowok itu lakukan tak seorang pun di rumahnya yang tau.

Saat ini Alzer sedang duduk di balkon kamarnya ditemani dengan secangkir kopi, pandangannya lurus ke depan tepatnya ke balkon kamar Elyara di rumah Rahman yang kebetulan berhadapan dengan balkon kamarnya.

"Udah makan? Kalo belum ayo keluar cari makan," ujar Alzer ditelfon yang terhubung dengan Elyara.

"El udah makan kok," sahut Elyara sambil melempar senyum dari sebrang balkon, cewek itu melambaikan tangan heboh membuat Alzer tertawa kecil.

"Jangan ketawa, Al!" Alzer lantas mengatupkan bibirnya mendengar teguran itu dari Elyara.

"Kenapa?"

"Serem."

Alzer menghela napas, "kirain mau ngegombal."

Gadis itu mengernyit, Elyara menggerakkan tangannya pertanda ia tidak paham dengan ucapan Alzer, sedangkan kekasih kulkas dua pintunya itu hanya mengangkat bahu membuat Elyara kesal.

"Ngegombal artinya apa, Al?" Geram Elyara.

"Elyara, gombal adalah rayuan, semacam kata-kata manis yang membuat hati seseorang berdebar-debar," jelas Alzer singkat.

Elyara mengangguk paham, "ooo gitu. Aku mau ngegombalin Alzer."

Kedua sudut bibir Alzer terangkat, dia dapat melihat Elyara yang sedang memikirkan sesuatu sambil mondar-mandir dan mengetuk dagunya menggunakan jari telunjuk. Imut sekali dimata Alzer.

"Aku mau cium Al!"

Sontak genggaman Alzer pada ponselnya terlepas. Matanya membulat menatap wajah tak berdosa Elyara di sebrang sana, meneguk salivanya kasar, Alzer memungut ponselnya yang terjatuh kemudian ia dekatkan ke telinga lagi.

"Gimana? Berhasil gak?" Tanya Elyara.

"Apanya yang berhasil, El?"

Elyara mengerjapkan mata, "gombalannya tadi, berhasil?"

"Bukan gitu, Yang," kekeh Alzer, "tapi tetep berhasil buat aku deg-degan."

Elyara bersorak gembira sambil mengangkat kedua tangannya, ia menggoyangkan pantat dan pinggulnya membuat Alzer geleng-geleng kepala. Rasanya Alzer ingin...huh! Membungkusnya sekarang juga.

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya menghentikan jogetan Elyara, Alzer mengangkat kakinya ke atas kursi agar tak terkena cipratan air.

"Hujan, matiin telfonnya, masuk ke kamar, terus tidur sana!" Titah Alzer dengan nada lembut.

Sang Putri Duyung tidak menggubris ucapannya, Elyara menampilkan wajah datar dan menatap Alzer tanpa berkedip. Cowok itu tersenyum tipis, pasti kekasihnya ini masih merindukannya.

"Mau main hujan bareng gak?" Tawar Alzer berhasil menerbitkan senyuman Elyara lagi, tapi sedetik kemudian senyum gadis itu luntur.

"Tapi..."

"Pake kalungnya dong, lupa?"

Senyum Elyara kembali mengembang, Alzer menatap layar ponselnya ketika Elyara memutuskan sambungannya sepihak. Menenggak habis kopinya, Alzer segera turun dan menunggu Elyara di depan pagar rumah milik Rahman.

"Alz--."

"Sssttt!" Alzer menempelkan jari telunjuknya dibibir melihat Elyara hendak berteriak memanggil namanya.

Gadis itu mengangguk lucu, menutup pintu rumah dengan hati-hati.
Alzer berlari meninggalkan Elyara membuat gadis itu lantas mengejarnya dengan tawa yang teredam air hujan.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang