Chapter 50

10.9K 1.1K 235
                                    

Thank u yang masih stay❣
~~~

Semakin hari sikap Alzer semakin posesif pada Elyara, dia tidak membiarkan Elyara tinggal di rumah Choki bersama Dito karena Alzer tau mereka bukan saudara kandung Elyara. Alzer hanya takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Malam ini Alzer membawa Elyara ke basecamp tempat ngumpul anak-anak Parezor, niatnya Alzer akan berbicara pada Rahman agar membawa Elyara ke rumahnya karena bagaimanapun Elyara adalah anak kandung Rahman. Dia tidak boleh membeda-bedakan antara Loren dan Elyara.

Motif Alzer membawa Elyara ke basecamp dulu karena dia tidak ingin pulang di jam 7 malam seperti ini karena di rumah pasti orang-orang belum tidur, suasana rumah berubah drastis semenjak kehadiran Leara. Satria yang biasanya bernyanyi dengan suara tidak enaknya itu kini berubah menjadi pendiam, Alzer lebih suka Satria yang dulu, yang selalu membuatnya mendengus sebal akibat ulah tengilnya.

"Al, sosisnya enak." celetuk Elyara berbisik membuyarkan lamunan Alzer.

Cowok itu tersenyum tipis, menatap anak buahnya yang sibuk dengan urusan masing-masing. Bergantian menatap Elyara dengan mata teduhnya.

"Mau lagi?" tawarnya yang diangguki Elyara semangat.

"Ayok ke ruangan aku di atas." Alzer bangkit dari duduknya tapi tangan Elyara menahan.

"Al duduk aja di sini, biar El yang ambil sosisnya. Ada di kulkas kecil kan?" tanya Elyara dengan mata bulatnya yang menggemaskan.

Alzer memanggut, dia kembali duduk dan membiarkan Elyara pergi, tapi baru saja lima langkah, seseorang menghentikan Elyara.

"Mau kemana?" tanyanya dengan suara dingin seperti biasa.

Elyara mengerjap, "eum..Rey? Aku mau ke ruangan Alzer buat ngambil sosis, aku laper lagi hihi."

Jakun Rey naik turun melihat senyuman kekasih dari sahabatnya ini. Semua interaksi Rey dan Elyara tak lepas dari tatapan tajam Alzer yang duduk di sofa.

"Gue aja yang ambil." ujar Rey membuat Elyara menoleh ke arah Alzer.

Rey menghela napas, "sekalian mau ambil gitar."

Elyara membuka mulutnya membentuk huruf O.
Alzer mendekati mereka dan menatap Rey tajam, sedangkan yang ditatap hanya menampilkan raut wajah datar.

"Tumben pengertian." Alzer memicing curiga.

"Anggota Parezor harus melayani Elyara layaknya Ratu, kalimat itu pernah diucapkan seseorang yang merupakan ketua Parezor." sindir Rey kemudian berlalu ke ruangan Alzer.

"Benar-benar..." geram Alzer ingin merauk-rauk wajah Rey yang tanpa ekspresi itu.

"Al, gue boleh gak ngapelin si Arly?" cetus Tero tiba-tiba.

Alzer yang masih kesal pun tak menjawab calon adik iparnya itu, dia kembali duduk di sofa dengan Elyara yang merangkul lengannya.

"Abang--."

"Iya, boleh." putus Alzer sebelum Tero semakin merengek sambil memanggilnya dengan sebutan 'Abang' yang menggelikan telinganya.

Tero bersorak senang, saking senangnya dia sampai menjitak kepala Lukman untuk melampiaskan kesenangannya. Tero segera memakai jaket kebanggaan gang Parezor dan dadah-dadah monyet pada teman-temannya.

"Diusir Satria mampus lo!" seru Lukman mengatai.

"Iri aja lo." Deka menyambar.

"Dih, udah bela si Tero lo sekarang?" Lukman mengangkat alis.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang