Chapter 31

14.2K 1.3K 250
                                    

Happy reading❤
_______


Flashback on.

Wanita dengan perut besarnya sedang sibuk menyuapkan makanan untuk putra sulungnya, sesekali ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul empat sore. Sedikit cemas suaminya belum pulang dari kantor.

"Bunda, kok Ayah belum pulang?" Alzer yang saat itu usianya masih empat tahun bertanya dengan sisa makanan didekat bibirnya.

"Mungin Ayah kena macet di jalan sayang." jawab Pafitri sambil mengelap sisa makanan disudut bibir Alzer menggunakan tissue.

"Kyaa! Yah ulang, Yah ulang." Satria bertepuk tangan heboh melihat dari kaca, mobil Ayahnya mulai memasuki pekarangan rumah.

"Horee Ayah pulang, ayok kita samperin Ayah. Pasti Ayah bawa mainan baru buat kita." Alzer menarik tangan Satria lembut dan berlari kecil menuju pintu utama untuk menyambut kedatangan Ronald.

Pafitri ikut tersenyum, ia meletakkan piring yang tersisa makanan Alzer dan ikut menyambut sang suami.

Dahinya mengernyit melihat seorang bocah perempuan yang sepertinya seumuran dengan Alzer berada digendongan Ronald, mereka tampak sangat akrab layaknya seorang anak dan Ayahnya.

"Ini anak siapa, Mas?" tanya Pafitri selesai menyalimi Ronald dan mengambil alih tas kerjanya.

"Kita bicara di dalam." Ronald memasuki rumah meninggalkan mereka.

"Ayah kok gak bawa mainan buat Abang sama adek?" Alzer memeluk kaki Ronald yang sedang duduk di sofa.

Satria hanya menatap Ayahnya dengan mata bulat yang sesekali melirik gadis cantik dipangkuan Ronald.

"Kamu ini bukannya mijitin Ayah habis capek kerja malah tanya mainan!" sentak Ronald membuat tubuh kecil Alzer terlonjak kaget.

"Ayah gak boleh malah-malah sama anak kecil." tutur gadis cilik dipangkuan Ronald dengan nada cadelnya.

Pafitri melotot kaget, apa dia tidak salah dengar? Gadis itu memanggil suaminya dengan sebutan Ayah?

"Kakak cantik, tu Ayah atu sama Bang jel." Satria menyeletuk.

"Gak papa Satria, dia Kakak kamu juga." sahut Ronald sambil mengecup pipi kemerahan bocah perempuan itu.

"Jelaskan sama aku, Mas! Siapa dia?" koar Pafitri yang sudah habis kesabaran, dia membanting tas kerja Ronald ke meja.

"Turunkan nada bicaramu kalau berbicara dengan Putri ku!" Ronald menyergah.

Pafitri geleng-geleng kepala, Ibu hamil itu menyuruh Alzer menjauh dengan mengajak Satria.

Dua anak laki-aki itu hanya sedikit menjauh, mereka bersembunyi dibalik pilar hingga masih bisa menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya.

"Dia Putri ku yang sangat manis, usianya hanya terpaut empat bulan dengan Alzer. Dia anak pertamaku dengan istri kedua ku."

Plak!

Pafitri tak segan-segan melayangkan tamparan keras dipipi Ronald mendengar penjelasan pria itu tentang bocah cilik yang dibawa ke sini.

"Selama ini kamu selingkuh di belakang aku, Mas? Sampai anak haram kamu sebesar Alzer?" tanya Pafitri tidak habis pikir.

"Ya, Ingat! Pernikahan kita itu tabu, hanya perjodohan yang menyakitkan! Aku tidak pernah menyukai pernikahan ini." geram Ronald dengan mata berkaca-kaca.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang