Chapter 12

19.5K 2K 79
                                    

Vote+comment!❤

Awan mendung disore hari ini membuat perasaan galau melanda hati gadis cantik berambut sepinggang yang kini tengah menggigit kuku jarinya.

Kepalanya mendongak menatap langit yang sebentar lagi menyemburkan serbuan shower besar yang pastinya akan membasahi seluruh tubuhnya karena saat ini dirinya sedang duduk diatas motor yang melaju dengan kecepatan sedang.

Andai saja, tadi ia jadi pulang bersama Fero, mungkin ia tak akan secemas ini karena Fero membawa mobil. Tapi si egois Alzer didepannya ini yang tengah fokus mengendarai motornya menarik tangannya dan memaksa untuk pulang bersama beralaskan bahwa Arly sakit dan membutuhkan dirinya.

Dibalik helm full face nya Alzer tersenyum tipis berhasil membawa Elyara pulang bersamanya, bukan bersama Fero si tembelek lancungnya.

Entah apa yang membuatnya bertindak memaksa seperti ini sampai-sampai berbohong bahwa Arly sakit. Itu semua demi pulang bersama Elyara.

"Alzer! Berhenti-berhenti!" Elyara menepuk bahu Alzer ketika melihat titik-titik air hujan yang mulai turun.

Alzer menepikan motornya didepan ruko yang tutup, ia menatap bingung Elyara yang sudah turun dari tempatnya.

"Kenapa turun sih?" Geramnya.

"Hujan." Cicit Elyara ketika air langit itu mulai menyerbu tanah dengan derasnya.

Alzer berdecak.

"Bentar lagi sampai rumah, paling basah sedikit." Ujar Alzer namun dibalas gelengan takut dari cewek itu.

"Ya udah gue tinggal." Putus Alzer membuat Elyara memegang tangannya.

Sepuluh detik kemudian, cewek itu melepaskannya lagi. Elyara takut ditinggal Alzer sendirian, namun ia lebih takut jika ikut Alzer pulang ke rumah dan cowok itu melihat wujud aslinya sebagai Putri duyung karena terkena air hujan.

"Ya udah sana, gue tunggu hujannya reda aja." Elyara tersenyum.

Senyuman itu membuat Alzer tak tega meninggalkan cewek ceroboh itu sendirian, ia melepas helm nya dan ikut berdiri disamping Elyara.

Elyara menatap Alzer bingung.

"Nggak jadi pulang?"

"Mana mungkin gue ninggalin lo sendiri." Jawabnya cuek namun berhasil membuat pipi Elyara memerah.

"Bisa digorok gue sama si Arly." Lanjutnya.

Mendengar itu, Elyara yang tadinya sudah baper jadi mengerucutkan bibirnya kesal. Ia pikir Alzer tak mau meninggalkannya karena hati nuraninya yang peduli padanya, ternyata karena Arly.

Mereka menunggu keroyokan air itu sampai mereda, namun sepertinya tuhan sedang ingin memberi banyak rahmat hari ini. Hujannya semakin deras disertai angin yang cukup kencang.

Elyara memegangi dadanya yang sangat sakit, menghirup udara saja rasanya sangat sulit. Melihat air menggenang dihadapannya, membuat kakinya ingin berlari dan membasahi seluruh tubuhnya disana.

Bagaimana pun, dirinya bukan lah manusia biasa. Elyara membutuhkan air, Elyara bisa meninggal jika terlalu lama tinggal di darat. Ia ingin pulang ke laut untuk hidup, namun ia juga bisa mati tanpa Alzer.
Ada satu cara untuknya agar tetap hidup di darat, yaitu dicintai oleh orang yang Elyara cintai dan mendapatkan jimat dari orang yang tepat.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang