Chapter 48

10K 1.2K 87
                                    

Bukan tentang belum rela atau belum melupa, hanya saja tiba-tiba alam mengingatkannya dan membuat rasa yang dulu ada kian mencuat.

Author galau tapi boong:'
~~~

Gema tangis bayi memenuhi rumah keluarga Ardikata, bayi kecil berjenis kelamin perempuan itu wajahnya terlihat memerah akibat menangis karena dicubit oleh seseorang.

Sang Ibu berusaha menenangkan dia dengan menimang secara hati-hati. Ya, bayi Loren sudah lahir kemarin. Karena bayi dan Ibu sama-sama sehat, jadi hari ini mereka sudah pulang ke rumah dengan dokter yang memberi vitamin untuk Loren.

Loren memang sempat syok oleh kebenaran tentang Elyara yang ternyata adalah saudara tirinya, tapi sekarang dia telah menerima kenyataan dan berusaha membaur bersama kebaikan.

"Cup..cup.. anak Mama gak boleh nangis." Loren terlihat kewalahan karena bayi itu tak juga berhenti menangis.

Sang pelaku yang tadi mencubit paha bayi nya Loren sekarang sedang menahan tawanya, dia harus memasang wajah sok kalem agar mereka tak mengetahuinya. Habis bagiamana lagi, Alzer sangat gemas dengan bayi itu.

"Ren, gue balik dulu ya?" pamit Alzer yang diangguki Loren.

Sebelum benar-benar pergi, Alzer sempat mengelus pipi bayi yang terasa lembut, tapi ketika Loren mengalihkan perhatian, elusan itu berubah menjadi cubitan yang membuat tangis bayi itu semakin kencang.

"Kak Alzer!" koar Loren yang sudah tau siapa biang keladinya ketika melihat Alzer lari terbirit-birit keluar rumah.

Alzer tertawa puas kala sudah benar-benar keluar dari rumah Loren. Tawanya mereda melihat sebuah taxi yang baru berhenti di depan pagar rumah Loren, penasaran, Alzer mendekatinya.

"Terimakasih, Pak." ujar seseorang yang turun dari taxi itu dengan koper besar ditangannya.

"Tante Velin?" sapa Alzer melihat wajah orang itu.

"Hey, Alzer? Aduh lama banget kita gak ketemu ya? Tante baru pulang dari luar kota, Tante tinggalin semua pekerjaan karena Mas Rahman ngabarin katanya Loren lahiran." oceh Velina-Ibu Loren.

Alzer tersenyum tipis, dia menyalimi Velina. Terlintas dalam pikiran Alzer apakah Velina mengetahui bahwa suaminya menghamili Ibu nya Elyara?

"Ada apa, Al? Kamu kelihatan cemas." tanya Velina dengan suara lembutnya.

"Eumm, Tante, Om Rahman..." Alzer menggantung ucapannya.

Velina mengusap lengan Alzer, "dia punya anak perempuan selain Loren? Iya, Al. Tante sudah tau sejak lama, dan kemarin Mas Rahman ngabarin kalau Yeran tiba-tiba datang dan menjelaskan semuanya sama orang-orang."

Alzer mengangkat alis, merasa takjub dengan Velina yang sama sekali tidak marah dengan Rahman. Alzer tau Velina, wanita itu begitu bijaksana dan pintar,bahkan  Velina memiliki bisnis skin care yang telah berkembang pesat dan banyak diminati oleh orang-orang karena ampuh merawat kulit wajah dengan kandungan yang aman.

"Tenang, Al. Yau udah, Tante masuk dulu ya?"

"Sini Al bawain kopernya." Alzer hendak mengambil alih koper Velina namun wanita itu bergerak mundur.

"Gak usah sayang, Tante bisa sendiri kok." Velina tersenyum manis.

Alzer mengangguk, dia pamit pergi dan hanya lima langkah Alzer sudah sampai di rumahnya sendiri. Dia berniat mendatangi kastil Elyara malam ini, sekalian meminta restu pada Ibu mertua hehe.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang