Chapter 26

14.2K 1.5K 159
                                    

Makasih udah gak jadi sider😛

Typo bertebaran, mohon kritik dan sarannya✌

Enjoy❤
_________________




Laki-laki itu menggeliat dalam tidurnya, selimut tebal yang semula membungkus tubuhnya sebatas dada kini berangsur tersibak dan jatuh ke lantai.

Pelan-pelan Alzer membuka mata, manik coklat gelapnya mulai menjelajah seisi ruangan. Ini rumahnya, bukan rumah Elyara yang semalam ia singgahi.

Jam tiga pagi Satria menyusul Alzer ke tempat Elyara, ia menyuruh Abangnya itu untuk ikut pulang dengannya karena Ronald mengamuk menyadari Alzer belum juga pulang, dengan sangat terpaksa Alzer ikut masuk ke mobil bersama Satria meninggalkan Elyara.

"Hoam." Alzer menguap lebar sambil meregangkan ototnya yang terasa kaku.

Jam sudah penunjukkan pukul delapan lewat, beruntung ini hari libur.
Alzer berniat turun ke lantai dasar untuk mengisi perutnya yang terasa lapar, tapi ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.

Sedangkan di ruang keluarga, tepatnya didepan layar besar yang menampilkan kartun sponge si kuning itu nampak laki-laki bertelanjang dada yang sedang makan kacang.

"Squidward mirip Alzer njir." kekehnya ketika melihat salah satu tokoh ditayangan kartun itu.

Satu menit..dua menit sampai sepuluh menit masih damai-damai saja tidak ada yang mengganggu acara santai Satria, sepertinya Ronald masih sibuk telvonan dengan rekan kerjanya di depan rumah.

Menit ke lima belas Satria terlonjak ditempatnya sampai kacang yang ada diatas perutnya berhamburan, dia segera mencari sumber suara yang ternyata dari arah kamar mandi dapur.

"Kenapa Arly?" tanya Alzer yang berlari turun dari tangga hanya dengan handuk yang melilit sebatas pinggang.

Satria menggeleng dengan wajah bodohnya, kemudian dua putra Kalayoltra itu berlomba menghampiri Arly yang berteriak histeris dari kamar mandi yang ada didekat dapur.

"Lo kenapa, Ar?" panik Satria menggedor pintu kamar mandi.

Alzer juga cemas menanti jawaban Arly, kemudian pintu itu terbuka membuat mereka tercengang lalu dengan cepat memejamkan mata.

"Bang Jer, Kak Sat. Arly kenapa ini?"

Alzer dan Satria memejamkan mata bukan tanpa alasan.
Satu, karena Arly hanya menutup tubuhnya dengan handuk.
Dua, celana dalam penuh darah yang dipamerkan oleh Arly pada mereka.

"Itu apaan anjir? Tolol banget lu Ar, mana bau lagi." omel Satria masih dengan mata terpejam.

Alzer sama bingungnya, ini masalah perempuan jadi Alzer tidak tahu harus bagaimana. Tapi otaknya yang pintar itu kembali mengingat tentang ajaran sang Guru.

"Arly jangan nangis, tenang dulu! Kamu itu lagi datang bulan." tutur Alzer menenangkan Arly yang menangis sesenggukan.
Maklum jika Arly bereaksi sepertu itu, ini adalah haid pertama bagi Arly.

"Oh gue haid? Berarti gue udah gede dong, Bang?" Arly yang tadinya menangis kini terpekik girang.

Alzer mengangguk, ia menyuruh Arly untuk mencuci dulu celana dalam itu dan menutup pintunya kembali baru lah Alzer dan Satria dapat membuka mata.

"Apanya yang gede?" pertanyaan polos Satria mengundang tangan Alzer untuk menempeleng kepalanya.

Satria mendengus, mengusap kepalanya yang terkena tempelengan Alzer. Apa salah Satria? Padahal dia hanya bertanya kan?

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang