Chapter 55 (END)

20.6K 1.5K 411
                                    

Datang dan pergi, seperti itulah hakikat manusia pada umumnya. Kita dihadirkan untuk pergi, maka dari itu gunakanlah waktu sebaik mungkin sebelum yang mendatangkanmu akan segera menjemputmu kembali.

Reynald Atalas datang tanpa permisi, pergi pun tanpa pamit. Tidak sopan memang, tapi mengapa sangat menyakitkan?

Seminggu setelah kepergian Rey, hasil ujian sudah keluar hari ini. Semuanya lulus tanpa terkecuali, ada beberapa anak-anak Parezor yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, ada pula yang ingin membuka usaha ataupun bekerja sambil kuliah.

"Satu fakultas yuk sama gue," ceplos Tero menyenggol lengan Lukman.

"Ogah! Bosen ketemu lo mulu, kembung gue." Lukman mengibaskan tangannya.

Sementara Tero yang masih ribut dengan Lukman, ada Alzer dan Elyara yang hanya berdiri menatap danau indah yang terbentang dihadapannya.

"Selamat Rey, nama lo disebut sebagai murid yang mendapatkan pararel nomor satu," ujar Alzer sambil menatap selembar kertas hasil ujian milik Rey.

Elyara menyeletuk, "dan Alzer, mendapatkan pararel nomor 2."

"Dan Elyara, mendapatkan pararel nomor 3," kekeh Alzer mengacak pelan rambut Elyara.

Ya, biasanya Alzer yang memenangkan pararel juara 1 berutut-turut, tapi kali ini Reynald Atalas yang menggeser posisinya. Mengapa Rey meninggalkan banyak kenangan saat ia pergi? Kami semua jadi sulit melupa.

Hari ini anggota Parezor merayakan kelulusannya di tengah hutan, tepatnya di rumah pohon milik Rey. Elyara memberitahu semuanya, ia pikir dengan seperti ini Rey tidak akan merasa kesepian lagi. Alzer pun sudah memutuskan agar tempat ini menjadi basecamp Parezor mulai sekarang.

Kedua orang tua Rey juga mengizinkan agar tempat ini menjadi basecamp mereka, dengan seperti ini rumah pohon pemberiannya untuk Rey akan dijaga oleh anak-anak Parezor.

Kedua orang tua Rey juga mengizinkan agar tempat ini menjadi basecamp mereka, dengan seperti ini rumah pohon pemberiannya untuk Rey akan dijaga oleh anak-anak Parezor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah susah payah memanjat, kini Tero sampai di rumah pohon milik Rey. Tersenyum tipis, Tero mulai masuk ke dalamnya, dia menelisik setiap sudut yang sepertinya selalu terawat. Apakah Rey selalu pergi ke sini setiap minggunya?

"Sialan! Gue selalu gedek kalo liat wajah datar lo itu, tapi kenapa sekarang malah nangis sih?" Tero mengusap air matanya kasar ketika melihat beberapa foto masa kecil Rey yang tergantung di lampu tumbler.

"Sejak kepergian lo, gue lihat perubahan didiri Alzer. Dia ngelarang kita ngerokok, ngelarang kita makan mi instan, ngelarang kita pergi ke kelab. Seolah dia takut kehilangan sahabatnya lagi," gumam Tero dengan kepala menunduk.

"Tero! Di mana lo? Kecebur di danau?" Itu suara Lukman.

"Jangan-jangan diculik buaya lagi," timpal Deka.

Alzer yang mendengarnya segera membuka ponsel dan menghubungi nomor Tero, semuanya mendongak ke atas rumah pohon ketika mendengar nada dering dari sana. Alzer membuang napas lega setelah melihat wajah konyol Tero yang menyembul dari jendela rumah pohon.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang