Chapter 25

14.8K 1.6K 133
                                    

Bintang dulu cuy jan lupa komen!❤
________________

Rambut coklat nan panjangnya berkibaran didalam air, menyala-nyala digelapnya laut malam.
Ikan-ikan kecil turut berenang-renang disekelilingnya seakan menjadi pengawal bagi sang Putri.

Istana mermaid di bawah laut sudah sangat jelas dimata Elyara, sedikit lagi ia sampai dan sudah tidak sabar melihat wajah sang Ibu yang sudah lama ia tinggalkan. Maka Elyara mempercepat gerak ekornya agar cepat sampai.

Para mermaid dan mermain yang melihat Elyara datang lantas membungkuk sopan, ia biarkan sang Putri memasuki kawasan istana.

"Ibu?" panggil Elyara pada sang Ratu Duyung dengan mahkota emas dikepalanya.

"Hey, putriku." Yeran tersenyum lebar dan berenang menghambur ke pelukan sang putri.

Melepas rindu yang membelenggu, Yeran dan Elyara masih enggan melepaskan pelukannya.

"Apa kau sudah bertemu dengan Ayahmu?" Yeran bertanya, tangannya menangkup pipi Elyara.

Elyara menggeleng samar, gelembung kecil keluar dari hidung dan mulutnya kala ia menghela napas.

"Bagaimana aku bisa menemukan Ayahku? Kalau Ibu saja tidak pernah memberikan foto beliau." Elyara cemberut yang membuat Yeran terkekeh.

"Elyara, kekuatan batin Ayah dan putrinya itu sangat kuat. Kau bisa merasakannya." tutur Yeran memegang bahu Elyara.

"Aku tidak yakin akan menemukannya." Elyara menunduk sedih.

"Bagaimana ciri-ciri Ayahku, Ibu?" Mata Elyara bergerak-gerak mengamati wajah sang Ibu yang nampak berseri-seri.

"Dia sangat tampan, kau akan menemukan persamaan dengannya."

"Ibu yakin dia dekat dengan kita, Ibu bisa mencium aromanya dari sini " lanjut Yeran, senyumannya semakin melebar.

Elyara memicing, dia tersenyum jahil dan mendepakkan ekornya ke ekor gold sang Ibu.

"Jadi, itu sebabnya wajahmu berseri-seri? Karena Ayah ada didekat kita?" cecar Elyara mencolek dagu Yeran.

"Ya Elyara, sudah lama Ibu tak mencium aroma ini, dan kini Ibu dapat merasakannya lagi." Yeran mengamit jari-jarinya.

Jika saja Yeran bisa berubah menjadi manusia biasa setelah ia pergi ke darat, maka Yeran ingin sekali melakukannya dan menemui suami tercinta.

Elyara menepuk jidatnya sendiri kala mengingat sesuatu, buru-buru ia pamit pada sang Ratu untuk kembali ke darat.
Tak lupa Yeran memberi wejangan pada Elyara agar tidak terlalu memberi rasa pada manusia di darat.

Di lain tempat, laki-laki dengan wajah datarnya nampak suntuk duduk sendirian disofa usang dengan televisi ukuran sedang yang menontonkan acara masak.

Hari sudah berganti malam, bahkan seragam sekolahnya masih melekat di tubuhnya.
Ia mencium aroma tidak sedap yang ternyata berasal dari tubuhnya sendiri karena belum mandi.

"Gue mandi dulu kali ya, sambil nunggu Elyara balik." gumam Alzer kemudian beranjak dari tempat semula menuju kamar mandi.

Seragamnya yang sedikit basah akibat habis nyebur di laut itu ia simpan dibak kosong yang ada didekat pintu kamar mandi.

Alzer tersenyum, menikmati guyuran air shower yang membasahi tubuhnya. Harum lemon yang menguar di kamar mandi ini membuatnya menjadi rileks.

Laki-laki itu menuangkan sabun ke tangannya dan mengusapnya ke seluruh badan yang dapat dijangkau, betapa senangnya Alzer dapat merasakan sabun yang biasa dipakai oleh Elyara.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang