Chapter 51

10.7K 1.2K 261
                                    

Semoga yang pencet bintang dilancarkan rezekinya, didekatkan jodohnya, mendapat pahala karena telah menyenangkan hati seorang Author aamiin.


Elyara duduk sendirian di kantin sambil menikmati batagornya, entah di mana kekasihnya yang berwajah dingin itu. Bel istirahat pertama sudah berbunyi lima menit yang lalu tapi Elyara tak juga melihat batang hidung Alzer bersama kawan-kawannya.

Tubuh Elyara terlonjak kaget ketika seseorang menggebrak mejanya dengan kasar, orang itu tak lain adalah Farah bersama dua kacungnya. Elyara menelan ludah, kembali teringat betapa kasarnya mereka menyiksa Elyara di toilet sekolah dulu.

"Mana Alzer?" pertanyaan Farah membuat Elyara mengernyit.
Beberapa pengunjung kantin menatap ke arahnya.

"Gak tau." jawaban polos dari Elyara membuat teman Farah yang bernama Gea itu merasa geram dan menjambak rambutnya.

Elyara gak boleh takut sama siapa pun, orang yang berani nyakitin kamu anggap saja mereka semut yang akan hancur kalo tangan kamu bertindak. Kalimat yang pernah diucapkan Alzer kembali teringat dipikiran Elyara.

Gadis itu berdiri dan dengan sekali hentak, Gea yang tadi menjambak rambutnya kini terpental jauh sampai menubruk beberapa meja kantin.

Semua pasang mata membelalak, menatap Elyara tak percaya. Sedangkan Elyara sendiri sudah tersenyum penuh kemenangan.

"Berani-beraninya lo!" tangan Ersa hendak menampar Elyara karena tak terima sahabatnya terluka, dengan cepat tangan Elyara menahannya dan memelintir tangan Ersa ke belakang lalu mendorongnya hingga Ersa terjatuh bersama Farah yang berdiri di belakangnya.

"Jangan main-main sama putrinya lautan." Elyara mengusap hidungnya angkuh menggunakan jempol.

Gea bangun dari tersungkurnya, wajahnya merah padam antara kesak dan malu, dia berdiri dan berlari ingin menendang perut Elyara namun sebuah tangan malah menahan kakinya dan menariknya sehingga Gea kembali terjatuh.

"Tolol." cibir Leara sang pelaku, dia melempar senyum pada Elyara.

"Sialan lo!" Farah bangkit, tangannya melayang akan meninju Leara tapi lagi-lagi perbuatannya itu gagal karena Alzer tiba-tiba datang dan mencekal tangannya diudara.

"Lo sentuh dia, besok mati." Ancaman Alzer dengan nada rendah itu membuat tubuh Farah bergetar.

"T-tapi kenapa kamu belain Kinar, Al? Bukannya kamu juga benci sama dia?" Farah masih menyebutnya sebagai Kinar karena dia belum tau kebenarannya.

"Dia adik gue." Mereka sontak terkejut, "Lukman, bawa Leara pergi!"

Lukman mengangguk, dia bergegas menarik tangan Leara dan membawanya menjauh dari sana.

Masih dengan Alzer yang menatap Farah dengan mata elangnya, dia menyentak tangan Farah kasar membuat gadis itu meringis.

"Al... aku sakit." lirih Farah sambil memegangi tangannya.

"Dih? Peduli apa gue sama lo? Najis!" cibir Alzer yang kemudian beralih menatap Elyara lembut membuat seulas senyum tercetak diwajah gadis itu.

"Kamu gak papa?" tanyanya lembut sambil menangkup pipi Elyara.

Elyara menggeleng dengan semburat merah dipipinya, sangat menggemaskan, rasanya Alzer ingin menggigitnya.

"Maaf gak datang tepat waktu, maaf gak temenin kamu ke kantin, aku ada urusan sama temen-temen tadi," ucap Alzer menyesal.

"Gak papa, Al." Elyara menautkan jari-jarinya pada sela-sela jari tangan Alzer. Cowok itu tersenyum kemudian mengecup punggung tangan Elyara.

"Al, apa sih yang kamu harapin dari dia? Jelas-jelas aku cantik, kaya, dan badan aku juga lebih bagus dari dia." Farah berkoar memamerkan fisiknya.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang