Chapter 39

10.7K 1.2K 92
                                    

Bukan aku ingin menyerah, tapi melihat mu yang terlalu welcome pada orang lain membuat ku gelisah.

Alzer Den Kalayoltra.


Malam ini keluarga Kalayoltra sedang mengadakan acara makan malam yang digelar di taman belakang rumah, terdapat meja besar beserta kursi-kursi yang mengelilinginya serta deretan lampu hias yang sudah digantung indah oleh tangan ajab Arly.

Ronald hanya mengundang kerabat terdekat seperti Fero dan Loren, tak lupa dengan Elyara. Sedangkan Arly mengajak Tero yang sebenarnya sangat senang karena dapat menghabiskan makanan gratis namun masih malu-malu kucing, dan Satria yang mengundang Kinar tapi cowok itu belum datang karena sedang menjemput Kinar.

"Kok Papa kamu gak dateng, Ren?" tanya Ronald pada Loren yang sedang menata piring diatas meja.

"Tadi sore baru aja berangkat ke luar kota, Om." jawab Loren, melirik sekilas Ronald.

"Biar aku aja sama Arly yang siapin semuanya, Loren duduk aja ya? Kasihan bayi." Elyara datang membawa piring lonjong berisi lalapan.

Loren tersenyum sambil mengusap perutnya yang semakin membesar, "gak papa kok, El."

Elyara menggeleng, ia sedikit menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan perut Loren, cewek itu seperti sedang mengajak si jabang bayi mengobrol.

"Tuh, katanya si bayi capek, Ibu nya suruh duduk." Loren terbahak mendengar ucapan Elyara, mengundang Alzer menghampirinya.

"Seru banget." cetus Alzer ikut tersenyum tipis dengan sebelah tangan yang melingkar dipinggang Elyara.

"Itu, Al. Elyara kayaknya antusias banget sama calon bayi nya Loren, kayaknya dia juga pengen deh, Al. Buruan halalin deh, Ayah restuin." sambar Ronald terkikik geli.

Tero dan Fero yang masih sibuk membakar sate di dekat kolam renang sama-sama berseru, "gas! Lampu hijau tuh."

Alzer beralih menatap Elyara, "El mau punya bayi kayak Loren?"

Elyara mengangguk semangat dengan mata berbinar-binar, "mau banget! Tapi bikinnya gimana ya, Al?"

"Habis makan malam kita praktek ya?" bisik Alzer yang hanya didengar oleh Elyara.

Dengan polosnya gadis itu memanggut dan bersorak senang sambil memeluk Alzer, dalam hati Alzer tertawa keras. Duh! Mengapa gadisnya begitu lugu? Kan Alzer jadi gemas.

Semua makanan sudah siap diatas meja, orang-orang pun sudah duduk dikursinya masing-masing, tinggal menunggu kedatangan Satria dan gebetannya.

"SATRIA BAJA PUTIH HADIR!"

Nah yang ditunggu-tunggu datang bersama seorang gadis dibelakangnya yang wajahnya nampak kebingungan.

Alzer beserta yang lain kecuali Ronald, ternganga melihat siapa gadis yang dibawa Satria. Begitu pula dengan Kinar yang syok melihat teman-temannya ada disini, dia berjalan mendekat untuk sekedar memastikan bahwa yang dilihatnya saat ini bukanlah halusinasi semata.

"Al?" gumam Kinar lirih.

"Satria ngapain berdiri disitu? Sini cepat ajak teman kamu sekalian, yang lain udah laper kasihan." titah Ronald yang segera dituruti Satria.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang