Chapter 34

13.7K 1.2K 166
                                    

Kau adalah layangan berharga, aku takut jika kau terputus dari genggaman ku, puluhan orang akan berlomba menangkap mu.

Alzer Den Kalayoltra.


"Siapa yang bisa menjawab soal dari Ibu, maka dia akan pulang terlebih dahulu dan mendapatkan 10 point dipelajaran Ibu."

Alzer yang sedari tadi meletakkan kepalanya diatas meja kini dengan semangat menegakkan badannya dan memasukkan semua alat tulisnya ke dalam tas.

"Jangan dong, Bu! Bisa-bisa saya pulang terakhir kalo kayak gini." protes Tero yang sudah merasa lapar, pasti perutnya itu tidak bisa diajak kompromi saat ini.

"Iya, lagian kan udah bel pulang. Saya laporin ke Pak kepsek mau?" ancam Lukman yang langsung mendapatkan delikan tajam dari Bu Mei.

Alzer berdecak, ia menatap dua cowok itu tajam. "Diem bisa?"

Kompak Tero dan Lukman mengangguk-anggukan kepalanya takut.

"Angkat tangan dulu baru jawab, Ya!" tutur Bu Mei yang disetujui oleh seisi kelas.

"Sebutkan fungsi dari kulit!" Bu Mei memulai pertanyaannya.

"Mengeluarkan keringat!"

"Membungkus organ dalam manusia!"

"Melindungi tubuh kita dari sinar matahari!"

Tak! Tak! Tak!

Papan tulis putih itu sampai bergoyang mendapat pukulan penggaris panjang milik Bu Mei, wanita itu berkacak pinggang dengan mata melotot.

"Ibu bilang kalian angkat tangan dulu baru jawab, bukan nyerocos semuanya! Dasar kebiasaan!" oceh Bu Mei membuat murid yang tadi menjawab misuh-misuh.

"Kali ini lakukan syaratnya kalo mau pulang!" Bu Mei menjeda kalimatnya, "apa fungsi melanin pada kulit?"

Alzer si pemilik otak encer itu langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi, Bu Mei menggaruk kepalanya sendiri bingung karena diwaktu yang sama, Elyara juga mengangkat tangannya.

"Alzer dulu yang ngangkat tangan, Bu!" seru Tami, salah satu siswi yang tidak begitu menyukai Elyara.

Bu Mei mengangguk, "apa jawaban kamu, Alzer?"

"Melanin adalah pigmen pemberi warna kulit." jawab Alzer lantang.

"Tepat sekali, silahkan kamu bisa pulang duluan." Bu Mei tersenyum simpul.

Alzer mengangguk dan bergerak mencium punggung tangan Bu Mei, ia sempat melirik Elyara yang menampilkan wajah datar dan segera keluar kelas untuk pulang. Seseorang pasti sedang menunggunya di rumah.

"Al, nasib gue gimana ini?" koar Tero dan Lukman yang suaranya menggema sampai ke luar kelas.

"Makanya ganti lampu neon di otak kalian, kelamaan gak diganti udah njeblug kali tuh di dalem." sindir Dafa dengan logat jawanya yang kental.

Tak butuh waktu lama, kini Alzer sudah sampai di rumahnya. Dia masuk ke rumah dengan tergesa, suara nyaring dari ruang keluarga membuat senyum Alzer terbit seketika.

My Secret (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang