NINE (✔)

650 67 83
                                    

"Oke, kita sekarang berteman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke, kita sekarang berteman. Mana tangan lo?" tanya Mesya sambil memberikan tangannya agar tangan Al bisa diletakkan di atasnya.

Al mengernyit, lalu memberikan tangannya di atas tangan Mesya. Mesya menggerakkan tangan Al untuk salaman.

"Sekarang mana kelingking  lo?" tanya Mesya sambil menunjukkan telunjuk kanannya.

"Terlalu childish," ucap Al tanpa memberikan kelingkingnya. Mesya melotot, ini adalah caranya berteman, dengan Lala pun Mesya seperti ini, Lala tidak pernah protes.

"Lala aja nggak pernah protes, dia cuma bilang 'yaudah terserah lo' lah lo kenapa protes?" Al yang tidak mau berdebat memberikan jari kelingkingnya kepada kelingking Mesya. Mesya tersenyum, dan merapatkan jari mereka.

"Kita teman," ucap Mesya sambil mengulum senyumnya lebar. Al tersenyum sedikit melihat senyuman manis pada wajah Mesya.

"Gue anter pulang," usul Al sambil memutar balik sepeda motornya. Mesya hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka mulai berjalan ke arah rumah Mesya, jarak dari jembatan dengan rumah Al dekat, tetapi jika jarak rumah Mesya dengan jembatan itu butuh waktu. Tapi tempat itu masih menjadi tempat favorit Mesya.

Mesya bingung, Al membawa sepeda motornya  dengan cepat, Mesya takut ia jatuh. Mesya mencoba perlahan memegang jaket levis milik Al, tapi ia mengurungkan niatnya.

Al melirik Mesya yang canggung dari kaca spion, Al terkekeh. "Kalau mau pegangan nggak usah gengsi." Al menarik tangan Mesya menuju perutnya.

"Eh," ucap Mesya canggung, dia hanya pasrah, bukan pasrah ini sebenarnya nyaman menurutnya. Posisi saat Mesya memeluk tubuh Al dengan sedikit canggung.

"First impression ketemu gue apa?" tanya Al agar Mesya tidak canggung lagi. Mesya terlihat seperti anak ayam yang berada di tengah-tengah bebek, terlihat canggung.

"Lo itu orangnya cuek banget, dingin banget!" keluh Mesya jujur, pertama kali melihat Al dia memang jatuh cinta pandangan pertama namun tidak bisa teralih dia sangat dingin.

"Sebenernya gue nggak gitu, Raka aja berlebihan jelasin, jadi gue males ngomong," jawab Al enteng. Dia tidak suka menyela pembicaraan orang yang tidak penting, itu sama saja dengan buang-buang waktu.

"Oh, gitu." Mesya manggut-manggut sambil menatap jalanan yang sedikit sepi. Sikapnya dingin, tapi cowok ini tidak mengakuinya.

"Tapi kenapa lo bisa jatuh cinta sama gue?" tanya Al membuat Mesya terdiam seribu bahasa, apa yang harus ia jawab?

***

"Al itu aneh, bisa-bisanya gue jatuh cinta sama cowok yang bener-bener gak ada sisi menariknya. Males ngomong, jarang interaksi, dingin, tidak peduli dengan aksi orang lain. Tapi anehnya, yang dia sukai itu justru bikin gue suka," kekeh Mesya sambil menatap jendela.

MESYALIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang