Mesya dan Lala tidak pulang bersama hari ini, itu membuat Mesya terasa sepi. Karena Lala masih ada urusan. Mesya berjalan di koridor kelas sambil menunduk, berjalan dengan malas. Harinya terasa benar-benar sepi, sangat sepi. Tidak ada yang mengajaknya berbicara, menggandeng tangannya ketika pulang sekolah.
Mesya berjalan melewati parkiran, pandangannya masih fokus kearah kakinya.
Bruk
Mesya menabrak dada bidang milik seseorang, Mesya mengalihkan penglihatannya. Laki-laki perawakan tegap berdiri dihadapannya, Mesya melebarkan senyumannya, dia memukul kepalanya sekali lagi, memastikan bahwa yang dia lihat adalah kenyataan.
"Nggak usah dipukul," ucap cowok itu. Jantung Mesya berdetak dua kali lebih cepat, bahkan rasanya ingin lepas. Sekujur tubuhnya keringat dingin, walaupun dia menyukai lelaki dihadapannya ini. Tetap sana dirinya tidak akan kuat dengan jarak seperti ini.
"Al! Jangan deket-deket jantung aku marathon! Ups!" Mesya menyumpah serapah mulutnya yang tidak bisa dikontrol ini. Mesya memegangi mulutnya dan menutupinya.
Al tersenyum kecil mendengar penuturan dari Mesya, rupanya gadis ini mencintainya. "Pulang sama gue."
Mesya menatap Al cengo, apakah telinganya tidak bermasalah? "Apa?" tanya Mesya sekali lagi, dia takut jika telinganya yang bermasalah karena terlalu mengharapkan Al.
"Gue yakin lo nggak budek," ucap Al membuat Mesya meringis malu, menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal,
"Emangnya kenapa pulang bareng? Gue bisa jalan sendiri kok!" tolak Mesya halus, dia tidak ingin merepotkan Al sama sekali.
"Gue nggak suka!" Al menyerahkan satu helm lagi kepada Mesya, Mesya yang bingung langsung saja menerimanya. Mesya memakaikan helm pada dirinya sendiri, namun untuk mengaitkannya tali helm itu sudah. Mesya terus berusaha mengaitkan tali helm, Al yang peka langsung membantu Mesya.
"Berarti lo nggak pernah pacaran? Karena lo pasti takut di tolak?" Jarak Al semakin dekat membuat nyali Mesya untuk menatapnya menciut.
Jarak ini sangat dekat, bahkan nafas Mesya yang berburu pasti akan terdengar oleh Al. Al terkekeh sejenak, Mesya bahkan tidak berani menatap matanya, Mesya terus memejamkan matanya.
"Selesai, Sya," ucap Al lagi-lagi membuat Mesya salah tingkah. Mesya membuka matanya dan menggigit bibir bagian bawahnya.
Al mengeluarkan motor kesayangannya dari gerombolan motor yang terparkir secara rapi itu. Bukan motor yang mewah ataupun mahal. Motor milik Al adalah model Honda CB 100 atau biasa disebut Motor Gelatik.
"Naik," ucap Al saat duduk dikursi motor sambil menghadap belakang untuk melirik Mesya yang terdiam.
Mesya kikuk bingung, apakah dirinya benar-benar berhalusinasi? Al menarik tangan Mesya untuk mendekat kearah motornya, jantung Mesya seperti tidak bisa terkontrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...