FOURTY NINE (✔)

617 28 22
                                    

HAI?HAPPY READINGPLAGIAT MENJAUH!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAI?
HAPPY READING
PLAGIAT MENJAUH!

"Lo emangnya bisa pakai sepeda mini kayak gitu?" tanya Raka tidak yakin, dari wajah Mesya saja seperti terlihat kesusahan dengan sepeda mini itu.

"Gue bisa kok, gue waktu TK kan belajar sepeda kayak gini," jawab Mesya dengan bangga. Dia meminta dibelikan sepeda mini beberapa hari yang lalu oleh Ayahnya dan hari ini sepeda itu datang.

"Beda konsep itu, feeling gue nih lo nggak bisa." Mesya langsung melotot mendendam penuturan dari Raka. Raka memang sangat menyebalkan, cowok ini bisa membuatnya selalu marah.

"Kalau gue bisa gue doain lu nangis tau nggak!" kesal Mesya. Sementara Al hanya menatap Mesya dan Raka dengan datarnya.

"MAU AYAH AJARIN APA NGGAK?" tanya Dio kepada Mesya dengan suara sedikit keras karena Dio berada di depan rumah dengan Nita sambil duduk di kursi.

"NGGAK USAH YA, INI MAU DIAJARIN AL, Ya kan Al?" tanya Mesya dengan percaya diri. Al hanya mengangguk.

"Gue harus gimana, Al?" tanya Mesya sedikit bingung, dai saja juga ragu untuk menaiki sepeda ini. Sepeda mini ini tidak terlalu tinggi tetapi tetap saja Mesya belum pernah memakainya saat besar, kecuali saat dia masih TK dan berakhir masuk ke dalam selokan.

"Awas lo nyungsep di selokan lagi," celetuk Raka tetapi Mesya sama sekali tidak menghiraukannya.

"Al, gue tadi nitip mana barangnya?" tanya Raka penasaran dengan barang titipannya kepada Al.

"Di motor." Raka mengangguk mengerti.

"Al udah boleh naik motor sama Bunda Al?" tanya Mesya sedikit bingung, beberapa hari yang lalu motor milik Al disita oleh Bundanya.

"Udah, lo naik aja dulu." Mesya mengangguk lalu menaiki sepeda itu dengan perlahan, kakinya sampai di tanah tetapi dia sedikit takut untuk mencoba.

"Coba jalanin." Al hanya memegangi bagian boncengan sepeda itu karena Mesya terlihat tidak gemetar ataupun ada tanda-tanda jatuh. Al perlahan melepaskan tangannya dan dia bisa melihat Mesya bisa menjalankan sepeda dengan baik.

"ASTAGA! TERNYATA GUE PINTER!" Pekik Mesya girang sambil turun dari sepeda.

Raka langsung kembali sambil membawa sesuatu. "Lo mau nembak Lala ya?" tanya Mesya yang melihat Raka mencium harumnya bunga Tulip berwarna putih itu.

"Diem lo bocil!" Raka menyuruh diam Mesya dan mengiranya dia bocil? Apakah dia tidak sadar jika Mesya adalah kakak Lala?

"Hey, yang lo bilang bocil ini calon kakak ipar lo, nggak akan gue restuin!" kesal Mesya sambil menaiki sepedanya lagi.

"Yah! Aku sepedaan di jalan aja ya?!" Mesya menatap Raka dengan ekspresi jengkelnya. Jika dia di sini lebih lama yang ada dia akan bertengkar dengan Raka lagi nanti. Lebih baik dirinya belajar sepeda saja.

MESYALIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang