Hari ini adalah hari yang sebenarnya Mesya nanti karena pada hari ini dirinya bisa dekat lagi dengan Al. Mesya sendiri bingung mengawali hari ini dengan apa? Dia harus menjelaskan bagaimana kepada Al nanti?
Kelas juga sepi karena masih pagi hanya ada Mesya dan Lala yang sama-sama diam. Tidak ada satu kata keluar dari bibir mereka. Sudahlah Mesya tidak tahan suasana seperti ini.
"Gue belum berhasil dapatin Al, bahkan Al udah tau rencana kita. Gue belum rela Al jadi milik lo," ucap Lala tanpa menatap mata Mesya. Pandangannya kosong ke depan, Mesya menoleh, dia juga masih terdiam menatap Lala dari samping.
"Gue mengulang boleh?" tanya Lala sambil tersenyum palsu. Jika boleh dia mengulang lagi itu akan dia lakukan, jika tidak maka Mesya tidak akan mendapatkan Al bagaimanapun caranya nanti.
"T-tapi nggak bisa gitu, La. Masalahnya gue juga suka sama Al." Lala sudah menduganya. Mesya benar-benar tidak bisa jika memberi Lala waktu lagi, dia tidak mungkin untuk menyakiti perasaan Al lagi. Hidung Lala terlihat merah dengan mata sembabnya. Dia seperti orang yang menangis semalaman, tetapi Mesya juga tidak bisa egois untuk perasaannya.
Lala mengangguk, dan menatap manik mata Mesya yang menunduk. Mesya menjadi serba salah dia tidak mau menganggap Al seperti mainan yang bisa dipinjamkan ke sana dan ke mari.
"Gue udah duga, tapi, Sya-"
"Ada yang mau gue omongin lo ikut gue." Al tiba-tiba datang dan menarik tangan Mesya. Mesya menatap Lala sejenak dan langsung mengikuti Al. Lala menarik napasnya panjang dan menghembuskannya perlahan.
Lala menggeleng lalu berdiri dari bangkunya. "Lo memang menang, Sya. Tapi inget kadang kebahagiaan bisa buat orang lupa sama status dan musuh," gumam Lala.
"Gue sendiri yang akan berjanji sama diri gue sendiri kalau gue bakal dapatin apa yang lo punya termasuk Al ataupun kerusakan hubungan lo sama Al dan Raka. Gue sendiri yang bakal bikin lo berada di titik yang susah, walaupun kebahagiaan gue yang jadi taruhannya. Gue nggak peduli sama semua, asal lo, asal lo kalah. Semoga kita ketemu di akhir kisah Mesyalia." Lala tersenyum dia sendiri yang akan pulang membawa kemenangan.
***
"Emm, hai Al?" Benarkah ini? Mesya sangat canggung dengan suasana ini. Al menatap Mesya datar, tetapi tatapan itu membuat Mesya menjadi deg-deg-an. Dia harus menjelaskan dari mana ini? Mengapa begitu sulit untuk menatap mata Al.
Mesya ingin menatap matanya tetapi di langsung menunduk, Kenapa Al nggak peka, harusnya dia yang mulai ngomong dong. Eh tapi gue yang salah, gimana cara ngomong? tanya Mesya dalam hati.
Ih, gue bingung cara ngomong, Kenapa Al cuma diem sih! gerutu Mesya dalam hatinya.
"Maksud beberapa hari yang lalu apa?" Sudah Mesya tebak suasana belakang sekolah ini akan semakin menjadi horor dengan ucapan Al datar itu. Dia harus menjawab seperti apa lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...