"Panas ya? Makan es krim enak kayaknya," ucap Lala sambil memberi kode kepada Al. Tetapi tetap saja Al bukanlah orang yang peka dengan sekitarnya.
"Nggak suka es krim," balas Al spontan. Lala menatap Al sedikit serius. Dia sebenarnya mengode Al untuk memberikannya es krim tetapi mengapa cowok ini sama sekali tidak peka dengan keinginannya?
Lala memilih diam saja dari pada harus menjelaskan sesuatu yang tidak Al mengerti maksudnya. "Kenapa?" tanya Al dengan wajah seperti orang tidak berdosa.
Ingin rasanya Lala menjewer telinga Al kemudian memakan Al sampai habis dan tak tersisa. Hari ini dia juga merasakan seperti jadi seorang pacar Al, ini hari yang istimewa baginya.
"Lo nggak peka. Jadi yaudah nggak usah bahas " Al seketika menyernyit, dia tidak mengerti apa maksud Lala saat ini.
"Lo mau?" tanya Al tiba-tiba. Sekarang gantian Lala yang bingung. Al sendiri tidak terbiasa berbicara panjang. Jika dia berbicara panjang itu pasti untuk penjelasan dan ketika dia marah.
"Ma-mau apa?" ucap Lala tanpa menatap Al. Kakinya bergerak untuk mengayunkan ayunan yang ia pakai dengan langkah kecilnya. Tangannya juga masih berpegang pada tali di ayunan. Ayunan dengan papan kecil dan tali yang dikelilingi dengan bunga yang berjarak rapih itu membuat ayunan satu ini berbeda dengan ayunan lainnya yang berada di taman.
"Menurut lo?" tanya Al balik. Ini seperti orang yang sedang bermain teka-taki dengan kulkas berjalan, akan mustahil jika menemukan jawaban secepat kilat. Mereka hanya harus bersabar.
"YA KAN GUE NGGAK TAU, AL!" Sudah cukup Lala menahan jengkel cowok ini. Dia baru saja masuk kehidupannya karena masa lalu tetapi membuatnya jengkel terus menerus.
"Es krim," jawab Al singkat. Lala yang tadinya murung langsung tersenyum, menatap Al sambil mengangguk sangat setuju dengan ide Al. Mengapa Al tidak peka dari tadi? Dia menghabiskan lima menit untuk bertanya kepada Al.
Memang Al tidak bisa peka sama sekali. "Bentar," ucap Al langsung melenggang pergi. Dan memutuskan membeli es krim di seberang jalan. Lala masih bisa melihat itu dengan jelas.
"Untung Al nggak marah sama gue. Sekarang lihat aja, Sya. Nanti siapa yang kisah cintanya di ujung tanduk. Gue akan buat Al benci sama lo." sinis Lala sambil menatap Al dari jauh yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Lo salah ngajak main orang," imbuh Lala dengan suara pelannya.
"Ini, nanti gue anter pulang," ucap Al sambil memberikan satu kantong plastik yang berisi tiga buah es krim yang Lala sukai.
Lala berpikir lagi sekarang hari minggu dan jadwalnya ke cafe itu jam tiga. Lala mengambil ponsel dari sakunya untuk melihat jam. Ini sudah jam setengah dua, dia harus segera pulang. "Al, gue mau pulang sekarang, nanti gue telat kerjanya." Al mengecek jam pada jam tangan yang bertengger manis di tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...