SEVENTEEN (✔)

368 48 60
                                    

"Ada yang ingin bermain sama gue rupanya?" ucap Lala sambil bermain dengan rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada yang ingin bermain sama gue rupanya?" ucap Lala sambil bermain dengan rambutnya. Memutar-mutarkan jari telunjuk pada beberapa helai rambut.

Seseorang tiba-tiba menarik paksa Lala. Membawanya ke arah belakang stand yang sepi. Lala menatap cowok yang berada di hadapannya. Suasana belakang stand sepi dan sedikit gelap. Mata Lala menatap cowok yang memiliki jarak pandangan hanya 10 cm.

Lala tersenyum smirk sambil mengangkat dagu cowok di depannya dengan telunjuknya. "Lo juga mau bermain sama gue?" Lala melepaskan jarinya dan sedikit menjauh dari cowok itu.

"Lo nggak akan bisa bersanding dengan gue, Raka Daniyal Naratama," celetuk Lala sambil bersedekap. Raka tersenyum, cewek di depannya ini suka bangga dengan dirinya.

Raka mengikuti Lala untuk bersendekap. "Bukan gue, tapi lo nggak pantes sama Al, Lo gak pantes bersaing sama Mesya yang jelas-jelas 1000 kali lebih baik." Lala tentu tidak akan kalau dengan ucapan Raka.

"Hey, sorry ya. Tapi sahabat lo itu terlalu childish dan terlalu polos buat sama gue," kata Lala dengan bijak. Mesya memang tak pandai menjaga rahasia karena sikapnya yang terlalu jujur.

"Lo salah cari lawan." Raka menatap mata hitam pekat milik Lala dengan intens. Mata Lala memang hitam pekat, seperti menyimpan berjuta misteri yang sulit untuk ditebak.

Lala geleng-geleng, "Lo tau? Kenapa dengan mudah gue tahu kebenarannya? Karena Mesya terlalu bego dan gue terlalu pro buat saingan sama Mesya," handik Lala dengan mata tajam.

"Sebenernya mau lo apa?" tanya Raka to the point. Lala tersenyum membuat Raka bingung. Kenapa Lala seperti memiliki berjuta misteri yang sulit untuk ditebak. Dari matanya saja sudah jelas jika Lala itu aneh.

Lala menatap mata elang milik Raka dengan seksama, terlihat Raka yang seakan mencari sesuatu lewat mata Lala, "Banyak, pertama yaitu Al, yang lain skip aja biar seru." Ini bedanya Lala ataupun Mesya. Mesya akan bicara langsung sedangkan Lala akan membuat banyak teka-teki untuk memperumit suasana.

"Licik," umpat Raka terhadap ucapan-ucapan Lala.

Seperti ini yang Lala suka. "Dunia itu berjuta misteri, lo nggak bakal pernah bisa tau apa isi hati manusia yang sesungguhnya. Mata dan pikiran itu hanya cuplikan, ingat cuplikan, bukan kebenaran. Kalau lo mau tahu bagaimana kebenarannya, lo harus pintar bermain teka-teki seperti dunia." Raka terdiam dengan kata-kata yang Lala ucapkan.

"Kenapa? Gue semakin misterius? Gue tahu itu karena teka-teki itu seru. Nggak semua orang dibesarkan dengan luka, tapi yang pasti semua orang hidup dengan luka, nggak ada hidup tanpa luka. Gue cuma kasih nasihat itu buat lo, lo harus teliti, jangan pernah pandang remeh sesuatu," ucap Lala untuk Raka. Raka semakin bingung dengan ucapan-ucapan Lala.

"Tapi lo tahu kan? Semua ada timbal baliknya? Karma itu bisa datang terlambat tapi pasti bakal datang," ucap Raka membuat Lala tersenyum.

"Kalau gitu gue akan sambut karma gua, sekali lagi gue bilang, jangan pernah ikut campur urusan gue sama Mesya," ucap Lala memperingatkan.

MESYALIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang