"Kenapa mau jauhi gue?" Mesya semakin dibuat terpojok oleh Al. Mesya ingin menangis detik ini juga, mata Mesya bahkan sudah berkaca-kaca.
Al langsung heran dengan wajah Mesya, Al bahkan hanya memberikan pertanyaan simple kepadanya, tetapi mengapa Mesya ingin menangis?
"Gue-gue nggak mau kecewain Lala," lirih Mesya sambil menunduk, untuk mendongak saja dirinya tidak berani. Menatap Al untuk situasi ini sangat sulit baginya.
Al tidak percaya dengan gadis ini, dia tidak bisa membedakan mana singa dan mana manusia? "Dengan kecewain gue?" tanya Al membuat Mesya menggeleng.
Bukan ini maksud dari Mesya menyetujui rencana yang ia buat dengan Lala, dia hanya ingin membagi kebahagiaannya sedikit kepada Lala.
"G-gue pengen Lala rasain di posisi gue," lirih Mesya. Apakah Al semenakutkan ini saat marah? Ucapannya pendek tetapi berisi kiloan cabai.
"Gue barang menurut lo?" Mesya menggeleng, sepertinya Al juga tidak mau mengerti dengan ucapannya. Terlihat Al yang hanya menatap datar wajahnya.
"Kalau gue tertarik sama Lala, lo rela?" Mesya hanya bisa menggeleng lagi dan lagi. Al berdecak, Mesya memang mengatasi semua masalah miliknya dengan terburu-buru dan dengan cara anak kecil yang seakan mudah mencari kesimpulan, padahal mencari kesimpulan yang sebenarnya sangat susah.
Mesya merasa bodoh dengan ini, dia lupa tidak mencari tau sebab maupun akibat dari perlakuannya terlebih dahulu. "Lo egois, lo nggak mau orang lain suka sama yang lo suka tapi lo biarin seseorang datang dengan sengaja." Mesya semakin merasa bersalah jika seperti ini. Semua langkahnya seakan salah.
"Gue tau gue egois, gue tahu gue bodoh, t-tapi gue bukan orang yang suka ngambil seseorang. Lala duluan cinta sama lo, nggak seharusnya gue dukung sahabat yang gue anggep adik sendiri." Mesya mendongak untuk memberanikan diri menatap mata Al yang hitam lekat
"Jangan marah-marah," lirih Mesya sambil menatap Al yang lebih tinggi darinya. Mesya takut seperti ini, kemarahan Al terasa seperti asli dan bukan bohongan.
Mesya pernah dimarahi sebelumnya oleh orang tuanya. Dia dimarahi Mamanya karena mengambil uang tanpa izin, makan tidak habis, maunya hanya makan mie terus, tidak mau sekolah, dan lainnya. Saat Mesya masih kecil dia sangat malas.
Bahkan mandi saja dia tidak akan mau sebelum Ayahnya pulang dan mengantarkannya ke kamar mandi. Berbeda dengan Mesya yang sekarang dia akan sangat rajin untuk apapun. Ini karena saat dia malas melakukan apapun Mamanya pernah jatuh dari tangga karena terus memanggil Mesya tetapi Mesya hanya bermain PS di kamar.
Sejak kejadian itu Mesya tidak mau lagi ada orang yang kenapa-napa karenanya. Dia takut jika Al bisa marah bisa marah besar kepadanya. Raka yang menjadi teman kecil Mesya saja, dia dulu sangat rajin tetapi lambat laun dia menjadi sangat malas.
"Gue pernah bohongi lo? Nggak." Mesya hanya menundukkan kepalanya karena tamu. Tangannya sudah dingin karena dia sangat takut dengan Al. Al memang tidak pernah berbohong karena semua ucapannya selalu datar dan dia mengucapkan itu menurut kebenarannya, sejak kecil dirinya diajari untuk jujur oleh orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...