THIRTY SIX (✔)

298 32 49
                                    

Al sedang duduk di kantin dengan Lala yang berada di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Al sedang duduk di kantin dengan Lala yang berada di sebelahnya. Dia masih terdiam mengingat apa yang ia katakan kemarin. Hubungannya dengan Mesya secepat itukah kandas? Al sebenarnya tidak mau egois untuk seperti ini, tetapi Al juga tidak bisa memaksa jika memang Raka masih menyukai Mesya.

Bahkan kemaren Al tidak mau mendengarkan penjelasan dari Raka. Jika ditanya apakah Al menangis? Dia manusia biasa dan dia masih bisa menangis. Sepulang dari taman kemarin Al mengantarkan Lala tetapi saat berada di kosan Lala. Al juga tidak tega dengan kondisi Lala.

Al bahkan sampai menangis dipangkuan Lala karena Lala yang menyuruhnya mengeluarkan semua kekesalannya. Lala tidak mau ada apa-apa dengan Al di jalan jika Al pulang dengan keadaan seperti itu.

Sama hal-nya dengan Mesya yang memilih langsung pulang tanpa memikirkan Raka terlebih dahulu. Mesya menjadi serba salah di semua posisi. Dia hanya diam sementara Raka yang mencintainya mencoba memperbaiki hubungannya dengan Al.

"Al?" panggil Lala perlahan sementara tatapan Al masih melamun. Lala menatap arah pandangan Al yang kosong. Al mungkin masih terpikir dengan Mesya.

Lala menyentuh perlahan jari Al yang berada di atas meja. Al memesan makanan sedangkan Lala memesan minuman tetapi cowok itu sama belum memakannya. "Hmm, apa?" Lala tahu Al sedang banyak pikiran.

"Lo nggak makan? Nanti sakit," celetuk Lala menatap Al yang seperti tidak selera berbicara. Lebih baik lo kayak gini, biar gue yang akan berjuang buat lo lupain Mesya, sinis Lala dalam hati.

"Buat lo aja," ucap Al singkat sambil mendorong mangkuk soto di depannya ke arah Lala yang di depannya.

"Al! Lo sakit hati boleh, lo patah hati boleh terserah lo. Tapi jangan sampai itu memengaruhi kesehatan lo. Lo sama aja kayak bunuh diri tau nggak kalau nggak makan, lo belum sarapan kan? Makan." Lala mendorong mangkuk itu ke arah Al lagi. Al menatapnya sejenak lalu menatap mangkuk soto itu.

Al akhirnya menghela napas kasar, "Lo juga," Al mengambil satu suapan untuknya setelah itu mengambil lagi untuk Lala. Lala awalnya masih terdiam, dia masih tidak menyangka Al akan seperti ini.

Jantung Lala berdetak kencang. Apakah ini awal kebahagiaannya? Lala belum merasakan kasih sayang selama ini. Mamanya dulu bahkan hanya sibuk bekerja, jarang ada untuknya. Mamanya menang memprioritaskan masa depan Lala, bahkan Mamanya bekerja sampai dia sering sakit karena tanpa seorang suami dan Mamanya tidak mau nanti Lala sekolah sampai SMA saja. Dia ingin Lala bisa sampai perguruan tinggi.

Mamanya bahkan memberi Lala tabungan untuk Lala sampai besar nanti. Lala menyayangi Mamanya, sangat menyayanginya. Lala berusaha mengingat bagaimana terjadi kecelakaan itu, tetapi itu tidak bisa Lala terganggu dengan mimpi buruk di setiap malamnya.

"Aaa," ucap Al dengan manis. Siapa yang tidak akan langsung tersenyum dengan itu. Lala langsung melahap suapan dari Al itu.

Mesya masih menatap mereka dengan jarak tiga meter tetapi rasa sakit hati yang menurutnya akan hilang itu bertambah semakin deras. Mesya mencoba menguatkan hatinya.

MESYALIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang