"RAKA!" panggil Mesya sambil menatap lelaki di depannya ini. Mesya sangat rindu seseorang ini. Mesya langsung memeluknya dengan sangat erat, cowok itu juga tak kalah memeluk Mesya dengan erat. Raka Daniyal Naratama yang kerap dipanggil Raka.
Raka, cowok tampan dengan kulit putih dan tinggi di atas rata-rata. Suka bermain basket, dan dia merupakan sahabat lama dari Mesya.
"Gue kangen, tahu gak sama lo!" Mesya melepaskan pelukan erat itu lalu beralih menatap wajah Raka-sahabatnya saat di Bandung. Mereka berpisah saat kenaikan kelas sebelas. Mesya harus ikut keluarganya pindah ke Jakarta. Dan dulu Raka pernah berjanji, dia akan menyusul Mesya.
Raka tersenyum dan mengalihkan perhatiannya kearah Lala yang cemberut dikursi. "Dia siapa?" tanya Raka yang melihat hal berbeda dari Lala. Dia merasa Lala tidak menyukai Mesya. Dari tatapan Lala sudah tercetak jelas dirinya tidak menyukai Mesya.
"Oh iya, dia sahabat aku. Lala! Raka mau kenalan nih," ucap Mesya blak-blakan. Lala berdiri dari bangku dan menatap Raka dari atas sampai bawah. Terlihat dia dari keluarga yang sangat kaya. Tas yang dia disenderkan dipindah. Dengan sepatu yang mengkilat.
"Raka." Raka mengulurkan tangannya untuk berkenalan, Lala berdecak malas. Menyambung uluran tangan Raka.
"Lala," ucap Lala malas sambil menatap arah lain. Dengan cepat Lala melepaskan tangannya dari tangan Raka.
"Kalau kenalan itu lihat orangnya. Lo pikir gue setan nggak bisa dilihat?" bisik Raka kepada Lala. Lala hanya tak percaya sahabat Mesya ini seakan-akan membawa dampak buruk bagi dirinya.
Seseorang masuk kedalam kelas itu dan berdiri disamping Raka. "Kemana aja lo? Kalau ilang gue yang dimarahin bonyok lo!" ucap Raka kepada cowok.
"Jalan," jawabnya singkat tatapan cowok itu beralih pada Mesya. Wajah Mesya bak bidadari yang bisa membuat siapapun menghipnotisnya.
"Jangan natap gue gitu, nanti gue jatuh cinta," ucap Mesya membuat lamunan dari cowok itu membuyar. Raka terkekeh, sahabatnya ini rupanya sedang jatuh cinta dengan sepupunya.
"Lo? Bukannya yang kemarin di kafe ya?" tanya Lala. Kemarin malam cowok ini datang ke kafe saat kafe akan tutup. Tatapannya masih sama, dan pada saat itulah Mesya jatuh cinta pada pandangan pertama. Sesuatu yang luar biasa dia bisa dipertemukan kembali dengan cowok ini. Jantung Lala berdetak dua kali lebih kencang.
"Ya," jawabnya singkat dan cuek.
"Namanya Galenio Savian Altair. Panggilannya Al," ucap Raka secara tiba-tiba. Raka menatap tatapan Lala yang seakan-akan juga mencintai Al. Tatapan Lala masih belum berpaling dari wajah Al yang malah menatap Mesya. Mesya yang ditatap hanya menunduk sambil meremas-remas tangannya sendiri.
"Sya, anterin gue ke kamar mandi dong!" ajak Lala langsung menyahut tangan Mesya. Mesya yang berambut sepunggung itu bingung dengan ajakan Lala.
"Gue ke kamar mandi!" ucap Mesya disela-sela larinya dengan Mesya. Raka memasang tatapan yang tidak bisa diartikan. Mengapa seolah-olah Lala menyuruh Mesya menghindar?
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...