"Kantin, yuk!" ajak Raka kepada Mesya, Mesya mengganti pandangannya pada Al yang berada disamping Raka.
Mesya berganti menatap Lala yang berada di belakangnya. Mesya menggeleng, dia menggenggam tangan Lala yang berada di belakangnya.
"Gue mau ke perpus, sama Lala," tolak Mesya sambil tersenyum kepada Raka. Al menyerit, mengapa Mesya seperti ingin menjauh darinya?
"Ayo, La!" ajak Mesya menarik Lala, hingga membuat Lala hanya menurut saja. Al dan Raka memandangi Mesya yang terus menarik lengan Lala.
"Mesya kenapa?" tanya Al, Raka hanya menaikkan pundaknya. Tidak mungkin dirinya harus berkata yang sebenarnya, sedangkan Mesya kemarin melarangnya untuk mengatakan apapun tentang kemarin kepada Al.
***
"Kita beneran mau ke perpus?" tanya Lala saat Mesya membawanya masuk kedalam perpustakaan. Mesya mengangguk, Lala yang bingung juga ikut mengangguk-angguk.
"Sya, lo beneran mau lupain Al?" tanya Lala kepada Mesya yang fokus mencari buru pada rak yang tersusun rapih.
"Iya, bener. Makanya gue milih pergi," jawab Mesya seadanya. Mesya tidak ingin hanya karena satu lelaki persahabatannya rusak.
"Tapi gue nggak maksud buat nyuruh lo lupain dia," lirih Lala, mendapat gelengan dari Mesya. Mesya tidak suka jika Lala merasa bersalah atas apa yang terjadi ini.
"Bukan lo yang nyuruh, tapi gue yang mau. Yang selalu ada buat gue itu, lo. Bukan Al, dia orang baru," jawab Mesya, Mesya kembali fokus pada buku-buku dihadapannya.
Lala yang mengetahui Mesya tidak meliriknya, dia tersenyum, bahagia. Lowongan untuk merebut cinta Al sedikit membesar.
"Lo mau cari buku apa?" tanya Lala kepada Mesya yang sibuk mengotak-atik rak bagian buku fisika.
"Pengen cari buku Biologi, yang tebel gitu, biar lama bacanya," kekeh Mesya, dia suka membaca buku sampai berlarut-larut. Itu seperti candu baginya, buku tebal yang bisa dibaca sampai beberapa hari.
"Suka bener sama buku tebel, mending nih belajar Matematika, gimana-gimana. Udah mudah, bukunya nggak terlalu tebel, tinggal hafalin rumus, kerjain, beres deh!" Jika Mesya yang pandai dalam bidang IPA, Lala pandai pada bidang matematika, menurutnya itu sangat mudah.
"Justru Matematika itu yang agak sulit, Biologi itu sangat mudah, Lala mau coba?" tanya Mesya sambil membawa satu buku biologi.
"Tidak terima kasih, gue mau cari buku Sejarah aja deh," celetuk Lala sambil mencari buku sejarah pada raknya. Bukan hanya mencari satu buku, Lala justru mengambil buku Sejarah Nasional Indonesia seri 1-5. Itu berat, Mesya hanya melongo melihat Lala yang membawa buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...