Lala menatap Mesya yang duduk di sampingnya. Pelajaran fisika berlangsung seperti biasa tetapi antara Mesya dan Lala masih belum ada obrolan. "Baik anak-anak pelajaran ibu cukup sampai sini dulu. Jangan lupa kerjakan pr, sekarang kalian boleh istirahat," ucap guru Fisika itu.
Sekarang adalah waktunya istirahat kedua. Saat guru keluar seketika kelas menjadi sepi. Hanya ada Raka, Al, Mesya, Lala, Dina serta Dinda. Mereka memilih menghabiskan waktu di kelas dengan tenang.
"Sya?" sapa Lala duluan. Mesya menoleh dengan cepat.
"Kenapa?" tanya Mesya. Gue harus buat suasana seolah gue emang nggak bersalah di sini, lihat aja, Sya. Lo bakal kalah, desis Lala dalam hati.
"G-gue nggak ada maksud untuk buat Al jauh sama lo. Kemaren bukan bagian dari rencana gue, tapi kemaren tiba-tiba aj-"
"Gue tau kok. Mungkin gue sama Al emang cuma sampai situ," balas Mesya sambil tersenyum tipis.
"Gue mau lo bahagia sekarang," sambung Mesya. Mesya juga tahu mungkin ini saatnya dia untuk mengalah. Daripada Lala yang harus terus-menerus mengalah. Dia tidak ingin memaksakan perasaan seseorang untuk bertahan dengannya.
"Gue boleh egois?" tanya Lala dengan suara lebih mengecil.
"Lo nggak egois. Selama ini gue tau gue selalu dapat apa yang lo inginkan, jadi mungkin sekarang lo yang harus seneng." Lala mengerutkan dahinya sejenak, dia sendiri bingung dengan maksud Mesya kali ini.
Mesya ngomong apa? Kenapa seolah-olah dia ingin ngalah? tanya Lala dalam hati.
"Lo nggak cemburu?" tanya Lala spontan. Di saat itulah Raka dan Al ikut menatap Mesya dari belakang untuk mendengar jawaban langsung dari Mesya.
"Nggak, kita udah putus kan?" Jawaban Mesya juga membuat Al langsung menatap buku dengan datar. Apakah Mesya selama ini hanya berpura-pura mencintainya? Raka juga bingung dengan jawaban Mesya kali ini. Apakah mungkin Mesya menjawab ini karena ada Lala? Itu bisa jadi juga.
Raka merasa kesal lama-lama dengan Lala. Dia merasa jengah dengan tingkah Mesya yang juga tidak mau langsung mengaku. "Gue mau bilang sesuatu ikut gue atau lo gue seret," ucap Raka kepada Al lalu melenggang pergi. Al juga tidak mau bertambah panjang lebih baik dia ikut saja.
Mesya menatap Raka yang pergi dengan Al yang menyusulnya dari belakang. "Lo serius, Sya? Serius dong pastinya. Lo nggak lupa sama kata-kata gue dulu kan?" tanya Lala sedikit bersemangat.
"Iya gue serius," jawab Mesya sedikit tersenyum walau itu terpaksa. Mesya juga tidak mau membuat Lala sakit hati dengan ucapannya jika dia jujur. Semakin membawa beban bagi Lala nantinya.
Mungkin memang sudah saatnya Mesya mengalah. Jika dilihat dari dulu memang Lala lah yang selalu mengalah. Dia selalu mengalah agar Mesya bisa tersenyum, Mesya bisa menyadarinya. Gue terlalu rindu sama tertawa lo, La. Akhir-akhir ini lo nggak seceria tahun lalu. Lala yang gue kenal seperti hilang, ucap Mesya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...