FOURTY SEVEN (✔)

466 32 41
                                    

Happy reading♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading♡

Lala duduk di tepi kolam dengan kakinya yang mengayun di atas air yang tenang. Lala tidak menyangka usahanya selama ini walau caranya salah dia juga mendapat karma dengan terungkapnya semua.

Lala memejamkan matanya mengingat semua kejahatannya selama ini, kenakalannya, kemarahannya pada Mesya dan lainnya bahkan sifatnya yang membuat Al kecewa.

Satu air matanya berhasil lolos karena semua ini. Lala juga tidak bisa berbuat banyak, dia masih berusaha beradaptasi di sini. Semua orang yang ia kenal baik, bagaimana bisa dirinya jahat kepada mereka?

Raka selalu benar ternyata, semua itu tidak akan bisa tertutup untuk selamanya, layaknya pintu. Pintu jika kehilangan kunci akan sulit di buka sampai orang itu bisa menemukan solusinya.

Sama halnya dengan kehidupan. Kalau orang punya cara dengan cara lewat maka masalah itu akan berbuka seiring waktu. Kita tidak pernah tau tentang waktu, seberapa cepat waktu itu di dapat, dan seberapa waktu ini mendekat perlahan.

"Gue jahat banget nggak sih? Gue tau tapi bukan itu yang sebenernya gue mau, gue cuma anak semua berjalan baik-baik saja. Cuma itu tapi gue salah cara," lirih Lala.

"Anak Ayah?" panggil seseorang dari samping, Lala langsung menatap arah lain sambil mengusap air matanya dengan cepat.

"Kenapa, Yah?" tanya Lala saat Ayahnya duduk do sebelahnya.

"Ayah minta maaf lagi, Ayah ngerusak pekerjaan kamu, Ayah nggak pernah peduli, Ayah-" Lala mengarahkan telunjuknya ke arah bibir Dio.

"Udah Lala maafin, kok. Jangan dibahas lagi, Yah." Sip mengangguk, Lala tersenyum.

"Besok Ayah mau atur jadwal sama Tante Ika." Lala menatap Dio dengan wajah bingungnya. Untuk apa Dio bertemu Ika? Apakah ada yang ingin dibahas.

"Buat kamu, Ayah tau tentang mental illness yang kamu punya." Pasti Raka itu yang ember tentang ini, kadang Lala heran mengapa Raka bisa ada dalam kehidupannya?

"Lala ngerepotin, ya?" Dio menggeleng perlahan, doa sebenarnya hanya ingin menebus kesalahan pada masa lalunya.

"Kamu nggak pernah ngerepotin siapa-siapa. Ayah cuma bilang itu sih, Ayah kerja dulu ya?" Walau sedang cuti tetap saja Dio akan berkutat dengan laptop miliknya.

"Iya," balas Lala sambil tersenyum saat Dio tersenyum kepadanya. Lala menurunkan perhatiannya kepada kakinya yang basah karena dirinya mengayunkannya pada kolam.

"Masih marah sama gue?" Lala menoleh melihat Raka yang ikut duduk di sampingnya. Lala menatap kakinya lagi sambil tersenyum. Raka memang aneh kadang membuat moodbosternya naik kadang juga sangat menjengkelkan.

Setiap kelakuan Raka seperti ada kesan sendiri yang bisa membuat Lala senang dan sedih, dia orang yang mengerti tentang dirinya. Lala juga tidak menyangka jika dia akan dipertemukan dengan Raka.

MESYALIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang