FOURTEEN (✔)

458 57 71
                                    

"Nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih." Mesya menyerahkan satu kotak makan kepada sahabatnya itu. Lala tentu tidak langsung menerimanya, cewek itu masih bingung dengan maksud Mesya.

"Buat apa?" tanya Lala yang belum paham.

"Tadi sama Mama dikasih bekal, yaudah gue mintain buat lo juga, kita makan bareng. Oke," celetuk Mesya langsung menyerahkan satu kotak makan dihadapan Lala.

"Eh nggak, lo aja," ucap Lala sedikit ragu, dia memang lapar, tapi jika seperti ini terlihat dialah yang memanfaatkan Mesya.

"Lo gila? Gue makan satu bekal dari Mama aja susah ngabisinnya, apalagi dua?" jawab Mesya sewot, porsi makan Mesya bukannya sedikit, namun Mamanya itu tidak pernah memberikannya porsi umum. Selalu banyak sampai kotak makannya penuh.

"Oh, oke makasih," ucap Lala sambil membuka kotak itu, terlihat nasi goreng dengan telor mata sapi yang berada di atasnya.

"Oh iya, sorry, gue kemaren gak bisa ke rumah lo, lo tahu kan gue kerja?" Mesya mengangguk. Menurutnya pekerjaan Lala jauh lebih penting.

"Gak papa, lagian aku kemaren kan ada temen. Namanya Al." Mesya langsung menutup mulutnya yang lancang, sedangkan Lala melotot, siapa maksud Mesya.

"Jangan bilang Al?" Mesya menggeleng cepat, dan memikirkan seseorang lain.

"Nggak! Temen gue itu. Tetangga gue namanya Alana, iya Alana." Lala manggut-manggut dia sudah percaya karena jika namanya Alana pasti bisa dipanggil Al.

"Kenapa sih Mama gak bekalin roti aja? Mana aku habis kalau kayak gini? Aku terakhir dibekalin sama mama aja pas MOS, dan pas itu nasi gorengnya keasinan," ucap Mesya sambil berfikir. Bagaimana nanti jika ini keasinan apakah dia harus membuangnya?

Lala berdecak sebal, Mesya memang seperti ini. Selalu komplain, cerewet. "Lo harus bersyukur, Sya. Boleh gue jujur?" tanya Lala. Mesya hanya mengangguk, jika Lala seperti ini berarti dirinya sudah salah.

"Lo terlalu lihat ke atas tanpa nengok ke bawah. Lo bahkan dapatin semua yang lo mau, lo bisa kumpul sama keluarga lo, sedangkan gue. Gue ngerasa jadi makhluk hina." Lala menatap papan tulis dengan pandangan kosongnya.

Mesya itu tahu kondisi Lala seperti apa, Mesya menarik kepala Lala perlahan dan menyandarkan kepala Lala pada pundaknya. "Gue memang salah. Lo tegur gue kalau gue salah, tapi lo harus inget pundak gue boleh lo pinjem." Mesya mengelus rambut Lala yang hitam itu.

"Thanks, Sya," ucap Lala sambil melirik Mesya yang tersenyum.

Terima kasih udah bikin gue buat strategi baru, permainan akan dimulai, Sya. Kita bakal bertemu di medan perang, walau gue akan nusuk lo dari belakang, batin Lala.

"Udah, sekarang makan yuk. Sebagai tanda minta maaf, gue akan suapin lo, dan lo suapin gue," ucap Mesya sambil mengambil kotak makannya untuk dipegang.

MESYALIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang