"Pelajaran hari ini, Ibu tutup. Kalian boleh pulang, tapi ingat besok, ulangan bab matriks! Ibu nggak mau di kelas ini ada yang mengulang seperti kelas sebelah!" ucap Bu Ani kepada siswa dan siswi kelas IPA-1.
"Baik, Bu!" seru para murid dengan keras, terutama Raka, dan Mesya. Al dan Lala hanya diam. Bangku Al lurus dengan Mesya yang berada didepannya, bangku Raka lurus dengan Lala yang berada didepannya.
"Baiklah, Bu Ani pergi dahulu, yang tadi pagi belum piket, silahkan piket dahulu." Guru yang bernama Bu Ani itu pergi meninggalkan kelas. Guru yang selalu memakai kacamata fasion dan memakai kerudung mancung keatas, tak lupa dengan sepatu mengkilat, guru ini tidak pernah ketinggalan zaman.
Murid-murid sudah semburat keluar, tersisa Al, Mesya, Lala, dan Raka. Bukan berempat yang piket namun Lala dan Raka, karena mereka tadi terlambat.
"Besok ulangan double ya, La?" tanya Mesya sambil memasukkan buki-bukunya kedalam tas.
"Iya. Bab matriks sama bioteknologi," jawab Lala seadanya sambil mencari sapu dibelakang kelas. Mesya menatap Al, jika dilihat dari dekat Al sangat tampan, Al yang peka langsung menatapnya balik.
Mesya mengalihkan perhatiannya karena kepergok, "Pulang bareng," ajak Al sambil menggenggam erat tangan Mesya.
"Nggak! Nanti lo nyasarin gue mulu!" kesal Mesya, dia sudah lelah karena Al kemarin yang membawanya memutar-mutari Jakarta.
"Kan, udah tahu," jawab Al membuat Mesya terpikir. Benar juga ucapan Al, kemarin dia sudah memberitahu alamat yang benar kepada Al.
"Bener juga si, tapi nggak mau! Lama!" bantah Mesya, Al suka mengendarai motor dengan santai, sedangkan dirinya tidak suka jika berlama-lama diluar.
"Gue jamin cepat!" Al langsung menarik tangan Mesya untuk ikut keluar dengannya. Mesya yang tidak tahan dengan Al akhirnya pasrah, menyahut cepat tasnya dan ikut pergi dengan Al.
Lala masih memantau gerak-gerik mereka, Lala mengintip dari pintu dan menatap kepergian Mesya dengan Al yang terlihat serasi jika berjalan melewati koridor. Rambut panjang Mesya berterbangan karena Al yang terus menariknya hingga membuatnya berlari.
"Lo juga lupa, kalau lo ada janji belajar bareng sama gue?" lirih Lala sambil menatap Mesya yang menjauh darinya.
Karena itu gue gak akan pernah biarin lo bisa sama, Al, batin Lala sambil mengeratkan pegangannya pada pintu.
Lala menahan sesak dalam hatinya, kembali menatap sapunya sejenak, menatap siapa yang berada di ruangan ini juga, selain dirinya. Raka, cowok itu seperti tidak mengubrisnya sama sekali. Raka seakan-akan asik dengan dunianya, memasang earphone, menyapu lantai sebelah selatan sambil menyanyi-nyanyi asal.
Lala meletakkan sapunya didekat tembok, menarik napas kasar, dan mencari sesuatu didalam tasnya. Pilnya, dimana pilnya? Kenapa tidak ada? Lala semakin kalang kabut mencari pilnya. Raka mulai merespon Lala dengan meliriknya, apa yang gadis itu cari?
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...