ONE (✔)

3.6K 214 168
                                    

Di dunia ini pasti akan ada yang menyayangi kita dan ada yang membenci kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dunia ini pasti akan ada yang menyayangi kita dan ada yang membenci kita. Itu sudah kodrat alam.

Mesya Aquila Kaitlyn cewek cantik, yang memiliki sikap baik dan polos yang bisa membuat siapapun akan terpikat dengannya. Mesya berjalan beriringan dengan Shaula Adelia Putri-Lala gadis yang cantik dan mandiri. Mesya dan Lala berbelok kearah kelas 12 IPA-1, beberapa bulan lagi mereka akan lulus dari sekolah.

Mesya duduk sambil menangkup kedua pipinya pada kedua tangannya. Lala meletakkan tasnya dan menatap Mesya heran. "Kenapa lo?" tanya Lala sembari duduk disebelah Mesya.

"Gue bingung aja, nanti nilai ulangan gue gimana?" tanya Mesya sedikit kesal pasalnya saat itu dirinya sama sekali tidak belajar.

"Lo kan nggak belajar, palingan lo remidi, Sya," ucap Lala sambil tersenyum saat menoleh kearah samping. Jika nilai Mesya jelek tentu dia akan kena amarah dari Ayahnya. Karena itu Mesya takut, ketakutannya bertambah saat Lala mengucapkan kata-kata tadi. Apakah dia akan remidi?

"Remidi ya? Gue nyesel banget nggak belajar! Gimana kalau remidi. Bodoamat deh!" pasrah Mesya, Lala yang menyadari Mesya sudah tidak mempermasalahkan itu mulai membuka mulut.

"Tapi kalau nanti lo dimarahin bokap lo gimana? Bokap lo kan nggak suka kalau nilai lo jelek. Gue gak maksud nakutin, cuma ngingetin," ucap Lala sambil tersenyum saat Mesya tidak melihatnya.

"Oh iya, gimana kalau nanti aku dimarahin ya? Kalau gak boleh pegang hp? Lebih parahnya kalau gak boleh jajan. Aaa! Gimana dong!" Mesya benar-benar bingung. Bagaimana jika dia benar-benar dimarahi oleh ayahnya. Dan bagaimana juga jika mamanya kecewa, itu bukan pilihan dari Mesya.

"Pagi anak anak," sapa guru perempuan yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan. Mesya mulai merasa takut, jantungnya berdebar-debar tidak teratur. Guru itu membawa beberapa lembaran yang diyakini adalah nilai ulangan harian fisika kemarin.

"Pagi, Bu!" jawab mereka serempak, sedangkan Mesya hanya menirukan mereka dengan suara pelannya. Dia takut jika nilainya nanti merah.

"Sebelum memulai pelajaran, kita berdoa menurut agama dan keyakinan masing masing. Berdoa mulai," tuntun guru perempuan itu, mereka mulai berdoa dalam hati sesuai dengan kepercayaan dan agama mereka masing-masing.

"Berdoa selesai," ucap guru perempuan itu untuk mengakhiri masa berdoa mereka.

"Dari banyaknya anak disini yang nilainya ada diatas KKM hanya satu, banyak dari kelian yang nilainya dibawah rata-rata," ucap guru itu membuat Mesya melotot, hanya satu? Satu? Berarti benar dirinya akan remidi, lalu bagaimana dengan nilainya. Mesya menggertakan giginya gelisah, siapa orang yang beruntung mendapatkan posisinya itu?

"Mesya selamat! Kamu mendapat delapan puluh!" ucap guru perempuan itu sambil tersenyum bangga kepada Mesya, Mesya yang awalnya menunduk karena takut langsung mendongak dan mengambil nilai yang sudah diletakkan dimeja depannya itu. Mesya tersenyum sangat lebar.

MESYALIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang