"Hiks!... hiks!... " Sudah hampir satu jam Mesya masih terus mengurung diri di kamar. Untung orang tuanya sudah tidak di rumah, mereka masih ada urusan masing-masing.
"Gue suka sama Al, tapi Al suka sama Lala sekarang. Aaaa! Kenapa tambah ribet sih? Gue juga pengen sama Al. Gue belum rela ihhh!" Mesya kesal sendiri dengan dirinya.
"Kenapa juga manusia bisa jatuh cinta? Kalau nggak kan enak, gue nggak usah nangis-nangis gini. Buang-buang air mata. Padahal air mata itu mahal!" Mesya jengah dengan air matanya yang tak kunjung berhenti mengalir, mengapa air matanya selalu ingin menetes dan menetes terus. Kapan air matanya bisa bisa?
"Gue nyoba ikhlas, tapi itu sakit. Benar ternyata, nggak ada namanya hubungan persahabatan cewek dan cowok tanpa rasa menyukai. Entah itu mantan atau pacar, persahabatan cowok sama cewek pasti berujung cinta dari salah satu atau kedua pihak," ucap Mesya sambil meletakkan dagunya di atas lututnya. Tatapannya beralih pada jendela yang sengaja dia buka kecil.
"Mesya ikhlasin Al, mungkin dia emang sama Lala harusnya bukan sama lo," bukannya lebih tenang perasaan Mesya malah menjadi campur aduk, dia mudah mengucapkan kata-kata tetapi hatinya seperti tak sanggup dengan ucapannya sendiri.
"Gimana caranya biar gue bisa lupain ini? Akh! Gue pengen ke Mars aja!" Mesya capek lama-lama dengan semua timbal balik ini.
"Pertama gue suka sama Al, terus jadi temen, terus jadi musuh bentar, terus jadian, terus putus. Tapi Al putusin satu pihak! Gue belum aja jawab!" Andai ada tempat yang jauh Mesya memilih lari saja dari sana.
Mesya bukan pribadi yang bertahan dengan masalah, sifat buruk Mesya adalah mencoba bodoamat walau hatinya sangat sakit. Berkata tidak sesuai dengan perasaannya. Dia juga selalu ingin lari dari setiap masalah yang ada padanya. Mesya bisa menjadi lebih tenang jika dia memakan sesuatu yang banyak.
Sifatnya inilah yang membuat berbeda dengan Lala, jika Lala dia akan cenderung melawan masalah itu dengan apapun caranya tetapi tanpa kata menyerah, dia akan mencari pelampiasan kekesalannya, kekecewaannya dan lainnya.
Tangan Mesya mengarah pada keranjang di dekatnya. Ini seharusnya menjadi keranjang pakaian kotor, tetapi malah di isi banyak cemilan oleh Mesya. Dan pakaian kotor akan dia letakkan di lemari baju bagian bawah. Mesya mengambil secara acak snack di sana lalu meletakkannya di depannya.
"Ada apasih sama anak Ayah?" tanya Dio tiba-tiba. Mesya menoleh bekas air matanya bahkan masih bisa dilihat oleh Dio.
"Kamu nggak papa? Tadi Ayah lihat Al sama Lala pulang bareng gitu, tapi mereka kayak deket." Mesya menarik napasnya dengan cepat. Harinya juga resah, tetapi kalaupun dia cemburu hubungannya memang sudah berakhir kan?
"Udah putus kok." Dio menjadi bingung Mesya bahkan berpacaran belum sampai satu bulan. Mereka awalnya baik-baik saja mengapa tiba-tiba putus?
"Karena Lala?" tanya Dio sedikit ragu. Mesya menggeleng, itu memang bukan kesalahan Lala seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MESYALIA (END)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ Meysa Aquila Kaitlyn atau yang kerap disapa Mesya gadis cantik, baik dan polos yang bersahabat dengan Shaula Adelia Putri dipanggil Lala. Seorang anak yang mandiri, dan cantik, namun sebenar...