FIFTY (✔)

731 34 28
                                    

PLAGIAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P
L
A
G
I
A
T

M
I
N
G
G
I
R

Happy reading♡

"La, kamu kuat nak. Bertahan ya sayang, kita baru aja kumpul loh," ucap Dio dengan anda bergetar saat Lala dimasukkan ke dalam ruangan dengan cepat.

"Maaf, keluarga pasien harap menunggu di luar." Dio duduk do kursi tinggi sambil menangis dengan Nita yang berusaha menenangkannya.

Al, dia juga sama sedihnya, bagaimana tidak dia sudah menganggap Lala adiknya sendiri bahkan dia tidak pernah mau lagi kehilangan Lala.

"Dokter selametin Lala! Dia adik saya, Dok! Saya nggak bisa pisah sama Lala. Dia baru aja seneng, Dok!" Pekik Mesya sambil memukuli pintu. Mesya tidak akan bisa memanfaatkan dirinya jika seandainya terjadi sesuatu dengan Lala.

"La! Lo harus kuat, La! Gue janji bakal kasih semua yang lo mau kalau lo sadar! La! Bangun!" Mesya masih terus menggedor-gedor pintu itu agar Lala bisa bangun.

"Dek, jangan digedor-gedor ya? Dokternya susah konsentrasi." Al langsung berdiri sambil mendekat ke arah Mesya.

"Tapi, Sus. Itu saudara saya!" Mesya benar-benar takut perasaannya campur aduk, disaat dirinya dan Lala harus bahagia mengapa ini tiba-tiba terjadi? Seolah takdir tidak adil padanya.

"Biar saya tanganin, Sus." Suster itu mengangguk lalu menutup pintu itu lagi.

"Al." Mesya langsung menangis sambil memeluk Al dengan erat, Di situ Mesya membayangkan jika dirinya sedang memeluk Lala.

"Jangan kayak gitu. Emangnya mau Lala nggak ditangani? Lo mau Lala tambah parah?" Mesya menggeleng, Al ally membawa Mesya untuk duduk di kursi.

Raka menatap semua ini dengan tersenyum kecut, semua yang dia kira indah akan menjadi serumit ini. Ini seperti bumi dan langit bahkan takdir tidak merestui dirinya dengan Lala untuk bersama selamanya.

Raka langsung beranjak pergi dari sana dan berlarian menuju ruangan Mamanya. Kebetulan Mamanya juga bekerja di sini. Tanpa basa-basi Raka langsung masuk ke dalam ruangan Mamanya.

Ika sedikit terkejut dengan kehadiran Raka di sini dengan keadaan yang jauh dari kata rapi. Bajunya terlihat acak-acakan rambut gondrong sepanjang enam senti tidak lebih bukan gondrong sepundak ataupun lebih.

Rambutnya terlihat gondrong karena rambutnya tidak lurus melainkan sedikit keriting. Baju Raka bahkan terlihat ada sedikit bercak-bercak darah. Ika melepas memakai baju biasa dengan melepas jas dinasnya.

"Kamu kenapa?" Raka langsung memeluk Ika yang duduk di sofa. Ika sendiri juga bingung dengan apa yang terjadi pada Raka kali ini. Apakah Raka baru saja melakukan kejahatan?

"Kamu nggak bunuh anak orang 'kan?" tanya Ika sedikit ragu, ini dikarenakan semua yang acak-acakan. Dan terlihat bercak darah di baju Raka. Raka tadi ikut memasukkan Lala ke dalam mobil ambulan.

MESYALIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang