Dua bogeman datang secara tiba-tiba mengenai Arsan. Pria itu tidak siap untuk menerimanya, ia melangkah mundur beberapa langkah. Gesha yang berdiri di sebelah Arsan ikut terkejut."Apa-apaan lo, hah!" sarkas Arsan.
"Geo! Lo apa-apaan, sih!" ujar Gesha pada orang yang memberikan Arsan bogeman itu. Geo datang dan langsung memberikan Arsan bogeman mentah. Karena Geo sudah tahu, apa yang sebelumnya terjadi.
Dia menarik kerah seragam Arsan, dengan mata yang menatap tajam. Tidak perduli siapa yang sedang ia lawan, sungguh Geo tidak peduli. "Lo tahu? Hidup kakak gue udah hancur. Dia udah rapuh! Dan lo?" Geo melepaskan kerah baju ketua Rancher tersebut, lalu tangannya menunjuk pada Arsan.
"Lo tambah kerapuhannya. Lo tambah luka hatinya. Lo tambah kesedihannya. Dan lo udah buat dia hancur, sehancur-hancurnya. Gue pikir lo bisa jaga dia, tapi ternyata gue salah. Lo gak lebih dari seorang bajingan!"
Arsan menggeram, ia tidak mengerti mengapa orang yang ada di hadapannya ini berucap seperti itu. Bahkan, dia sampai memukulnya. Saat Arsan akan membuka mulutnya, Geo terlebih dahulu berucap.
"Dan lo, Gesha. Lo tahu gimana kondisi Railin, lo tau gimana dia. Dan gue pikir, lo adalah saudara yang pengertian. Nyatanya, lo sama aja kayak mereka. Lo adalah salah satu alasan kehancuran Railin. Kedatangan lo, di sini cuma mau rebut kebahagiaan Railin, kan?" Gesha tertegun. Ia terdiam mematung.
"Tapi Geー" Ucapan Gesha terhenti begitu Arsan menggenggam tangannya. Gesha menoleh pada Arsan.
Arsan melepaskan genggamannya. Ia menatap Geo dengan wajah datar, tangan Arsan terulur menarik kerah seragam Geo balik. Kemudian Arsan berkata, "Ini bukan urusan lo. Jangan ikut sampur!" tekan Arsan di setiap katanya.
Arsan menarik Gesha pergi dari sana, meninggalkan Geo yang mengepalkan tangan. Banyak pertanyaan yang sedari tadi berputar di kepalanya. Kakak? Saudara? Arsan tidak mengerti. Sedangkan Gesha mengikuti langkah Arsan tanpa banyak berbicara.
Jam sekolah mereka sudah selesai. Arsan memutuskan untuk membawa Gesha ke taman, mereka berdua menaiki motor Arsan yang terparkir di sekolah itu. Ada rasa canggung dalam benak Gesha saat berdekatan dengan Arsan. Gesha merasa bahwa ini salah, tapi Gesha harus selalu bersama dengan Arsan.
Pria itu melajukan motornya menuju tempat yang dituju. Baik Arsan ataupun Gesha, tidak ada yang mau membuka obrolan. Setelah beberapa menit, mereka berdua sudah sampai di taman.
"Kita mau ngapain di sini, San?" tanya Gesha membuka mulutnya.
Arsan tidak menjawab pertanyaan Gesha. Ia menarik lengan Gesha menuju tempat duduk yang ada. Setelah sampai di tempat itu, Arsan menyuruh Gesha untuk duduk di sampingnya.
"To the point aja, gue mau nanya sama lo."
Gesha menaikan sebelah alisnya. "Nanya apa?"
"Lo kenal sama Railin dan Geo? Bisa lo ceritain kehidupan Railin?" tanya Arsan tanpa basa-basi.
Gesha mengangguk. "Gue kenal banget mereka. Railin, itu saudara gue. Dan Geo, adalah adik Railin. Railin selalu dibandingin sama Geo oleh Ayahnya dan saudara-saudara yang lain."
"Dari dulu, Railin hanya menaruh harap pada tante Raina, ibu dari Railin. Selain sama tante Raina, Railin juga menaruh harap sama Reta juga Via sahabatnya dari kecil. Tapi ketika mereka meninggal, Railin udah benar-benar hancur. Karena nggak ada lagi orang yang selalu ada buat dia. Dan semenjak dia berdebat dengan Ayahnya, Railin memutuskan untuk keluar dari rumahnya."
"Bahkan saat keluarga sedang berkumpul, Railin cuma diam di kamar tanpa ada niat untuk keluar. Karena dia tau, kalaupun dia keluar, orang-orang di sana tidak akan menganggapnya ada. Dari dulu, cuma Geo yang mereka banggakan."
![](https://img.wattpad.com/cover/238857501-288-k712529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Подростковая литература📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...