43. Kembali

3.1K 206 11
                                    


Fiksss gaess kalian harus follow akun ini. Karena akan ada cerita baru dari Atvadas.

Happy Reading

Hari kemarin sudah berlalu. Kini, hari sudah berganti. Tetapi, entah dengan keadaan yang akan berakhir atau mungkin akan sama seperti hari kemarin. Hari ini, Arsan berangkat ke sekolah bersama dengan Gesha.

Saat sudah sampai di gerbang sekolahnya, Arsan berpapasan dengan Railin, Rey, Joy, Ardan, Sella dan Mitha yang juga membawa kendaraannya masing-masing. Rey, Joy, dan Ardan melirik sinis ke arah Gesha. Sedangkan Gesha yang berada di belakang Arsan, hanya bisa menundukkan kepala.

Lagi-lagi Gesha!  Batin mereka bertiga.

Railin melajukan motornya masuk ke dalam sekolah terlebih dahulu. Hati Railin serasa panas, melihat Arsan dengan Gesha berdua. Railin akui, dia sudah mulai menyayangi Arsan. Apa Arsan memiliki perasaan yang sama dengannya? Namun itu terlihat tidak mungkin.

Lagi pula, Arsan dan Gesha terlihat lebih serasi. Gesha itu anggun, Gesha itu pintar, Gesha juga cantik. Dia tidak seperti dirinya. Arsan akan lebih pantas bersanding dengan Gesha. Railin sadar siapa dirinya, ia hanya seorang anak yang menjadi beban untuk keluarganya.

Setelah Railin masuk ke dalam sekolah, Rey, Joy, Ardan, Sella dan Mitha menyusul Railin. Arsan terdiam sejenak melihat mereka semua, tak lama ia pun ikut masuk ke dalam untuk memarkirkan kendaraannya.

▪▪▪▪▪▪▪▪

Railin melangkahkan kakinya menuju lapangan basket, dengan menggiring bola basket yang ia pantulkan sepanjang perjalanannya. Jika bertanya kenapa Railin tidak berada di dalam kelasnya, maka jawabannya adalah jam kosong.

Setelah sampai di lapangan basket. Di depan ringan basket tersebut, Railin melambungkan bolanya, hingga memasuki ring. Gadis itu terus menerus memantulkan bola basket. Hingga seseorang berhasil merebut bola basket itu, yang awalnya Railin kuasai. Gadis tersebut menoleh, untuk melihat orang itu. Dan ternyata, dia adalah Arsan.

Railin membuang pandangannya ke arah lain. Ia bertanya, "Ngapain?"

Arsan hanya diam dan terus menatap Railin. Ia tidak akan berbicara, kecuali gadis itu menatapnya.

Railin yang tidak mendapatkan jawaban, menatap Arsan dengan pandangan bertanya.

Arsan tersenyum, ia membawa Railin ke pinggir lapangan. Railin dan Arsan duduk di bawah pohon yang rindang. Matahari sudah mulai naik, mereka berlindung di bawah pohon itu.

Arsan menghembuskan nafasnya. Ia menoleh pada Railin yang berada di sisi kanannya. "Rai?"

"Hm?" sahut Railin tanpa menatap Arsan.

"Maaf." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Arsan. Ia tahu kesalahannya, Arsan tahu Railin marah padanya.

Jikapun Railin tidak akan memaafkannya, setidaknya ia sudah meminta maaf pada Railin dan membuat hatinya sedikit tenang.

"Gue tahu, gue salah. Tapi ini bukan salah Gesha, Rai. Kemarin gue, gak bisa ngendaliin diri gue." Railin menoleh pada Arsan. Terlihat sebuah penyesalan dari mata Arsan.

RAISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang