10. Musang Liar
Kelima anggota inti Rancher termasuk Railin yang sudah resmi bergabung, kini sedang berjalan menuju kantin. Sepanjang perjalanan, mereka berlima menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar.
Pasalnya anggota inti dari Rancher selain Ardan tentunya, jarang sekali dekat dengan seorang perempuan. Namun yang mereka lihat kali ini lain, membuat mereka para siswi itu iri dengan keberadaan Railin. Mereka yang tergila-gila pada laki-laki itu, sangat ingin berada di posisi Railin, hanya saja tidak punya keberanian untuk mendekati.
Yang menjadi pusat perhatian itu, merasa risih karena terlalu banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. Railin tidak terbiasa dengan berbagai pandangan itu.
Seorang Railin yang biasanya lupa dengan rasa malu, itu hanya pada saat bersama orang terdekatnya. Selebihnya, dia sangat menjauhi keramaian yang membuatnya tidak nyaman.
Mereka berlima kemudian sampai, dan langsung duduk di tempat biasanya yang mereka duduki.
Ardan memulai percakapan, berinisiatif untuk memesan makanan. "Mau pesen apa?" tanya Ardan.
"Gue kayak biasa aja," sahut Rey.
Ardan mengangguk, ia hafal betul pesanan Rey. "Samain aja gimana? Biar gak ribet." Arsan serta Joy mengangguk setuju.
"Emangnya Rey biasa pesen apa? Gue takut beda selera, ntar malah gak kemakan," tanya Railin, sebelum menyetujuinya.
"Gue biasanya makan siomay, Rai. Lo kalo mau yang lain juga gak papa. Ada banyak, kok," jawab Rey.
"Oh, ya udah samain aja. Gue juga suka siomay."
"Oke deh, minumnya es gula batu aja ya semua."
"Semua lo samain, males banget jadi orang!" sahut Joy.
"Biar gampang bangke, sekalian. Kalo lo mau yang lain ya sono beli sendiri." Ardan lalu berlalu pergi setelah beradu mulut dengan Joy.
Tidak sampai sepuluh menit, Ardan datang bersama tiga adik kelasnya yang membawa pesanan mereka. Siapa juga yang berani menolak anggota inti dari Rancher, walaupun tidak akan berbuat apa-apa siswa biasa sekolah itu tetap saja merasa segan.
"Yeay, makan!" pekik Railin, terlihat bahagia begitu melihat pesanannya sampai. Railin yang kebetulan merasa sangat lapar, langsung mengambil makanannya dari Ardan dan melahap makanan tersebut dengan tidak santai.
Arsan yang mendengar pekikan Railin geleng-geleng kepala, dia tampak seperti anak kecil yang di beri coklat.
"Biasa aja kali, kaya gak makan sebulan aja!" celetuk Joy, ketika melihat cara makan gadis tersebut.
"Iya nih udah dua bulan gak makan," sahut Railin yang tidak terdengar jelas di telinga teman laki-lakinya, karena mulut yang penuh oleh makanan.
"Ngomong apaan sih lo?" tanya Ardan yang tidak mengerti.
"Keselek tau rasa!" celetuk Arsan. Ia sangat gemas pada gadis yang ada di sampingnya ini.
Entah kebetulan atau ucapan Arsan yang menjadi nyata, selepas Arsan mengatakan itu, Railin benar-benar tersedak. Dengan sigap, Arsan langsung memberikan Railin minum. Sedangkan Rey, Ardan dan Joy tertawa melihat Railin.
"Eh? Tuh, kan, gue bilang juga apa Gorila!" ujar Arsan, sembari memberikan minum pada Railin.
Railin menerima minum yang diberikan oleh Arsan dan langsung menenggaknya hingga tandas tak tersisa, kemudian menatap ke arah Arsan. "Enak aja ganti nama orang sembarangan! Gorila apaan coba? Mantan lo, ya?" ketus Railin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Dla nastolatków📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...