"Aaaaa! Woi, kita telat! Udah jam 6 nih! Bangun woi! Mitha, Railin bangun gak lo pada!" teriak Sella, saat terbangun dari tidurnya dan melihat ke arah jam.Jam itu menunjukkan pukul 06.10 sedangkan sekolah mereka masuk pada pukul 07.00. Dan hari ini adalah hari pertama mereka melaksanakan ujian, jika mereka datang terlambat, mereka tidak akan diijinkan untuk melaksanakan ujian itu.
"Apaan sih, Sell? Emangnya sekarang jam berapa?" tanya Mitha, yang masih mengumpulkan nyawanya.
Railin bangun, ia menutupi mulutnya yang menguap karena masih mengantuk. Bayangkan saja betapa lelahnya Railin, membaca buku - bukunya hingga pukul dua pagi. Ini semua Railin lakukan, untuk membuktikan bahwa dirinya bisa berhasil dengan usahanya sendiri.
"Ho'oh Sell, emang jam berapa sih? Gue baru aja tidur," gumam Railin sedikit keras, sembari mengucek matanya.
"Ini udah jam enam lebih! Haduh jangan sampai kita gak ikut ujian gara-gara telat!"
"Apa!" teriak Railin dan Mitha bersamaan. Sella mengangguk pasrah.
"Siap-siap woi! Gak usah mandi! Kita langsung ganti baju aja. Cepetaannn!" teriak Railin. Membuat Sella dan Mitha langsung ngacir untuk mengganti baju piyama nya.
Setelah selesai mengganti baju, mereka langsung bergegas mengambil tas mereka. Untungnya, mereka sudah menyiapkan peralatan masing-masing dari jauh hari. Railin, Sella, dan Mitha langsung berlarian keluar rumah menuju kendaraan mereka masing-masing. Railin menaiki motornya, Mitha dan Sella menaiki satu mobil.
Mereka membawa kendaraannya dengan kecepatan cukup tinggi. Hingga Railin, Mitha, dan Sella tidak butuh waktu terlalu lama untuk sampai di sekolah mereka. Dan saat akan memasuki gerbang sekolah, kebetulan Railin, Mitha, dan Sella bertemu Rey, Joy, dan Ardan.
Mereka masuk bersamaan. Dan saat itu juga, gerbang sekolah di tutup oleh penjaga sekolah yang berada dekat di gerbang itu. Untunglah mereka tidak terlambat. Jika sedikit saja mereka telat masuk gerbang, mungkin hari ini tidak ada ujian untuk mereka.
"Untung kita buru-buru! Kalau nggak, kita bisa gak lulus dah gara-gara gak ikut ujian!" kata Sella, menghembuskan nafas lega.
"Ya udah yuk, kita ke kelas!" ajak Railin, yang di setujui oleh mereka. Railin, Sella, Mitha, Rey, Joy, dan Ardan kemudian pergi menuju kelasnya.
Sebagian para siswa yang ada di sana terus memerhatikan mereka, karena merasa seperti ada yang kurang. Bukankah, Arsan selalu bersama dengan mereka? Kenapa sekarang tidak Arsan tidak ada? Begitulah kira-kira pertanyaan di dalam benak para siswa dan siswi di sana.
"Arsan kok gak bareng sama mereka?"
"Lah iya, Arsan kemana?"
"Gue denger-denger sih, semenjak anak baru itu dateng, mereka selalu berantem!"
"Nah iya, gua juga denger Arsan udah bukan ketua Rancher lagi!"
"Hah? Serius lu bro? Padahal si Arsan bagus banget mimpin Rancher!"
Ucap beberapa siswa dan siswi itu. Railin, Rey, Joy, dan Ardan hanya bisa pura-pura untuk tidak mendengarkan itu semua. Hingga pandangan mereka terpaku pada segerombolan anggota-anggota Rancher, yang sepertinya sedang berkelahi. Rey dan Railin saling berpandangan, Railin mengkode Rey agar melihat ke sana.
Rey mengangguk. Ia kemudian berlari ke arah gerombolan itu, membelah jalan agar ia dapat melihat yang sedang terjadi. Railin, Ardan, dan Joy, pergi menyusul. Sedangkan Mitha dan Sella, disuruh Railin untuk pergi ke kelas terlebih dahulu.
"Rey? Kenapa?" tanya Railin, saat sudah berada di tengah gerombolan itu. Sedangkan Rey menggeleng tidak tahu.
"Ada apa? Ini udah mau mulai ujian, kan? Kenapa malah berantem, hah!" tegas Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Teen Fiction📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...