44. Cemburu?

3.3K 193 2
                                    


Kini semuanya sudah berada di kantin, baik Arsan, Railin, Rey, Joy, Ardan, Sella dan Mitha. Namun, suasana di meja itu begitu canggung bagi seseorang yang terdiam di sana. Tentunya, dia adalah Gesha.

Awalnya Gesha sedang mencari meja yang kosong, namun dikarenakan tidak ada lagi meja yang kosong, Gesha mendekati meja yang Arsan tempati. Dan ia meminta untuk bergabung dengan mereka, awalnya Rey, Joy, Ardan, Sella dan Mitha menolak. Namun, Railin dan Arsan memperbolehkan untuk Gesha duduk dan bergabung bersama mereka.

Sella dan Mitha sudah tahu semuanya, karena Joy dan Ardan yang menceritakan pada mereka. Karena rasa penasaran Sella dan Mitha, mereka berdua memutuskan untuk bertanya pada Joy dan Ardan mengapa mereka begitu tidak menyukai Gesha. Hingga akhirnya, Joy dan Ardan pun menceritakan semuanya. Sella dan Mitha tentu menjadi tidak suka pada Gesha, setelah mengetahui sifat Gesha dulu.

Gesha berdehem, mencairkan suasana dirinya yang merasa canggung. "Rai? Lo udah pulang ke rumah?" tanya Gesha.

Railin menoleh pada Gesha. "Belum Gesh," jawabnya sembari tersenyum.

"Lo udah lama keluar dari rumah. Emangnya, gak ada niatan buat balik?" tanya Gesha kembali.

"Ya udah sih, gak usah kepo!" timpal Sella, melirik sinis ke arah Gesha.

"Railin saudara gue. Gue berhak tahu!" sergah Gesha, sedikit meninggikan suaranya.

Railin terkekeh. Ia berdiri dari duduknya. "Kalau lo emang nganggep gue saudara, kenapa lo gak bilang kalau sebenernya Rado yang buat Via sama Reta kecelakaan!"

"Lo tau yang sebenernya! Tapi kenapa lo bungkam! Lo tahu kalau gue cuma punya Via dan Reta. Dan di saat lo tahu siapa pelaku yang udah buat sahabat gue kecelakaan, lo justru malah diam seolah bisu!"

"Gue tau dulu Rado pacar lo! Tapi Rado tetep salah! Harusnya lo bisa tegas sama diri lo sendiri. Selama ini gue diem, bukan berarti gue gak tahu apa-apa! Gue tahu Gesh, tapi gue mau lo yang bilang sama gue."

"Tapi, lo gak pernah bilang sama gue tentang hal itu! Lo justru pergi ke luar negeri dengan tenang! Apa ini yang namanya saudara?"

"Gue pikir lo beda. Gue pikir, lo adalah orang yang bisa ngertiin gue setelah Bunda, Via, dan Reta. Tapi gue salah! Lo justru lebih buruk dari mereka!" ungkap Railin.

Memang benar, sebelum Railin mengetahuinya, Gesha terlebih dahulu tahu. Namun, Gesha memilih menutupi kesalahan Rado karena rasa cintanya.

Sedangkan Gesha terkejut dibuatnya. Darimana Railin mengetahuinya? Rado saja bahkan tidak tahu, tetapi bagaimana Railin bisa tahu?

Bahkan Arsan, Rey, Joy, Ardan, Sella dan Mitha pun ikut terkejut atas pengungkapan dari Railin. Ternyata, Gesha benar-benar bukan orang yang baik. Menyembunyikan kebenaran yang berarti untuk saudaranya sendiri, hanya untuk melindungi orang yang tidak berguna seperti Rado.

"Lo emang gak tahu diri. Railin tuh saudara lo. Sedangkan Rado? Lo siapanya dia? Bukannya semenjak Arsan mutusin lo, dia juga mutusin lo, hah?" kata Joy, mencibir Gesha.

"Keliatannya doang cakep, otaknya gak dipake!" timpal Ardan.

"Lo adalah definisi cantik tapi bego!" sinis Sella.

"Udah bagus di luar negeri. Malah balik lagi!" cibir Mitha.

"Cih, parasit!" Rey berdecih.

Gesha menatap Railin dengan berlinangan air mata. Ia beranjak dari duduknya, dan bersimpuh di kaki Railin. "Gue minta maaf, Rai. Gue tahu gue salah, tapi dulu gue gak bisa berpikir lurus. Gue bingung harus bilang sama lo atau nggak. Di sisi lain, dulu gue sayang banget sama Rado."

RAISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang