Arsan, Rey, Joy, dan juga Ardan menatap pria bernama Chigo itu dengan penuh pertanyaan terlihat dari raut wajah yang mereka tunjukan.Setahu mereka berempat, baik Arsan, Rey, Joy, ataupun Ardan tidak pernah berbuat suatu hal pada Chigo. Tetapi, mengapa ia mengatakan jika sikapnya ini karna mereka? Apa Chigo mencoba menjebak mereka agar merasa bersalah.
"Maksud lo apa! Kita gak pernah lakuin apa-apa ke lo, Chig!" tegas Joy, menatap tajam Chigo.
Chigo tertawa sinis. Namun, wajahnya seketika menjadi datar. "Gak pernah? Gak pernah lo bilang, hah! Karna kalian Rezan mati! Dan kalian juga yang misahin gue sama satu-satunya keluarga gua!" ungkap nya.
Arsan, Rey, Joy, maupun Ardan menjadi diam karena memproses kinerja otak mereka atas pernyataan dari Chigo. Apa maksudnya? Keluarga satu-satunya? Apa jangan-jangan Chigo berhkianat karena itu?
"Rezan? Keluarga?" Ardan mengulangi dua kata dari pernyataan yang Chigo ungkapkan.
"Ya! Orang yang kalian masukan dalam penjara, itu abang gue! Karena kalian, dia dihukum. Abang gue mati bunuh diri di dalam penjara itu karena kalian!"
Arsan, Rey, Joy, Ardan, dan Bams yang mendengarnya terkejut. Benar dugaan mereka, bahwa Rezan adalah kakak dari Chigo, pantas saja mereka menemukan kemiripan antara Rezan dan Chigo. Tapi mendengar bahwa Rezan bunuh diri membuat mereka semua terkejut.
"Rezan tiada, itu karena perbuatannya. Bukan karena kita. Waktu tawuran, dia menghabisi nyawa orang yang sama sekali gak berasalah. Lalu, dimana salah kita?" Jelas Joy.
"Dia gak bakal bunuhi diri kalau kalian gak ngelaporin Rezan!"
"Dia harus tanggung jawab atas perbuatan yang dia lakukan. Karena perbuatannya, nyawa orang lain hilang!" tegas Rey.
"Haha. Okey, tapi tunggu mereka datang dan ngehancurin kalian!"
"Kita gak bakal takut sama tikus gorong-gorong kayak kalian!" ujar Ardan meremehkan.
"Terserah lo bilang apa, tapi inget. Ini gak akan selesai hanya sampai disini!" Setelah mengucapkan itu, Chigo pergi entah kemana. Mungkin ia akan menemui para musuh Rancher itu, yang tak lain adalah Avail.
"Kasian, padahal masih muda. Tapi sayang, pola pikirnya hilang dimasa muda!" cetus Joy.
"Bams! Suruh mereka untuk siap siaga. Jangan lengah, lindungi seluruh yang ada di sekolah ini!" titah Arsan pada Bams.
Bams yang diberi tugas oleh ketuanya itu pun bergegas untuk melaksanakan perintah Arsan.
"Jadi, Chigo adiknya Rezan?" tanya Ardan yang tidak percaya dengan apa yang ada.
"Hm. Gue bener-bener gak nyangka, sifat mereka berbeda. Walau ada beberapa kemiripan, kita gak pernah sadar," sahut Joy.
"Joy, Ardan! Kalian bantu anggota lainnya di situ. Gue sama Arsan mau ke sana bantuin yang lain juga, sekalian kita lindungin guru-guru dan yang lainnya."
Joy dan Arsan mengangguk. "Kalo gitu kita pergi. Hati-hati San, Rey!" Joy dan Ardan pergi ketempat yang Rey tunjuk untuk tugas mereka.
Begitupun dengan Arsan dan Rey yang pergi menjalankan tugas mereka. Keamanan Sekolah ini ada pada tangan Arsan dan juga Rey, jika tidak bisa mengkondisikan rencana, sekolah ini bisa saja hancur dibuat nya.
Saat Arsan, Rey, Joy, dan Ardan sudah pada posisi mereka masing-masing, banyak suara gemuruh motor terdengar di telinga mereka. Padangan mereka menajam, tangan mereka terkepal, rahang mereka mengeras.
Para anggota Avail itu memasuki gerbang sekolah mereka dengan santainya. Setelah melewati gerbang sekolah, mereka memberhentikan motor mereka dan melangkah menuju Arsan dan Rey maupun anggota Rancher lainnya yang ada di sekeliling sekolah. Arsan dan Rey berhadapan dengan Theo, yang tak lain adalah wakil dari Avail. Ia melangkah dengan menunjukan wajah angkuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Teen Fiction📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...