Mereka semua membulatkan mata mereka, begitu mendengar ringisan seseorang yang terkena pukulan tongkat baseball yang dilayangkan oleh Rado. Tapi bukan Arsan yang terkena tongkat itu.Melainkan seseorang yang datang dan memeluk Arsan, yang akhirnya tongkat itu menghantam punggung orang yang menyelamatkannya.
Arsan terdiam begitu merasakan pelukan tiba-tiba oleh orang itu. Sedangkan Rey, Joy, dan Arsan terkejut atas perlakuan orang itu terhadap Arsan. Dan lagi, ketika tongkat itu menghantam punggungnya ia hanya meringis seperti dipukul oleh bantal.
"Railin... "
Arsan melepas pelukan itu, ia melihat wajah Railin yang sedikit meringis karena terkena tongkat yang dilayangkan oleh Rado yang harusnya terkena Arsan.
"Rai? Lo apa-apaan sih, hah! Gue udah bilang sama lo, buat bareng Mitha sama Sella, kan! Kenapa lo ada di sini?"
"Lo ngasih tugas ke gue gak adil! Yang lain lo kasih tugas. Gue? Cuma disuruh jaga diri doang! Kalo itu mah gak usah lo suruh, gue setiap saat selalu jaga diri gue sendiri!"
"Tapi gak seharusnya lo disini, Railin!"
"Tapi gue udah di sini! Jadi biarin gue di sini!"
"Tapi lo kena-"
"Gue gak apa-apa! Lagian, yang harusnya jaga diri itu lo, San! Cuma bogeman doang lo udah jatuh!" cetus Railin. Arsan terdiam mendengarnya.
Arsan menarik pergelangan tangan Railin untuk ketepi. "Rai, dengerin gue! Lo ke atas sama Mitha dan Sella. Jangan kebawah sampai semua selesai!" ujar Arsan menyuruh Railin untuk pergi ke atas.
Karena, gue gak mau kalau lo sampai kenapa-napa Rai.
Railin menggeleng. "Nggak, San! Oke kalau lo nyuruh gue untuk jaga diri. Tapi izinin gue untuk ngelakuin apa yang harus gue lakuin."
Arsan menatap bingung pada Railin. "Lo, mau ngapain?"
Railin diam. Ia hanya melirik Arsan sekilas, kemudian kembali pada tempat ia menyelamatkan Arsan.
Laki-laki itu mengikuti langkah Railin dengan raut bingung, begitu pula dengan Rey, Joy, dan Ardan. Railin berdiri tepat di hadapan Rado. Ia tersenyum sinis, matanya menjadi tajam nafapas Railin bergemuruh.
Railin meninju Rahang Rado sangat keras, hingga membuat Rado mundur beberapa langkah di tempatnya. Satu kaki Railin melangkah maju mendekatkan Rado.
Kali ini Railin memberikan tendangannya tepat pada wajah Rado. Membuatnya tersungkur sama seperti Arsan sebelumnya. Railin menaruh satu kakinya di perut Rado. Ia tersenyum sinis dan meremehkan.
Arsan, Rey, Joy, dan Ardan tentunya dibuat terkejut oleh perlakuan Railin. "Rai?"
Railin yang di panggil, memutar tubuhnya. Ia berkata, "Apa?"
Belum mereka menjawab pertanyaan dari Railin, Rado bangkit dan menendang punggung bagian bawah Railin. Sontak saja, Railin hampir tersungkur jika Arsan tidak menahannya.
"Rado!" sentak Arsan, Rey, Joy, dan Ardan bersamaan karena perlakuan Rado pada Railin.
Rado menunjukkan wajah meremehkan Railin, yang terlihat dari cara Rado memandang gadis itu. "Jadi? Ini cewek yang lo ceritain The?" tanya Rado pada Theo, sembari tertawa renyah.
"Iya bang," jawab Theo.
"Gue akui dia ... cukup punya keberanian. Tapi, kenapa rasanya gue pernah ketemu sama lo?"
Railin maju beberapa langkah, hingga jaraknya dengan Rado hanya satu langkah lagi saja. Gadis itu menarik kerah baju pria itu. Matanya menatap tajam Rado, bak seekor elang yang akan memangsa buruannya. Rahang Railin mengeras, dengan tangan yang terkepal di bawah yang sudah siap memberikan Rado sebuah bogeman mentah.
![](https://img.wattpad.com/cover/238857501-288-k712529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Teen Fiction📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...