- Ext 1 - Penyesalan!

6.5K 268 17
                                    


Rey, Joy, Ardan, Sella, Mitha, Gesha, Geo, Refan, kedua orang tua Arsan, dan para anggota Rancher lainnya kini sedang berada di pemakaman Railin dan Arsan yang bersampingan.

Ke-dua orang tua Arsan sangat terpukul atas kepergian anaknya yang terasa tiba-tiba. Mereka tidak menyangka bahwa Arsan menyembunyikan penyakit yang ia derita selama ini. Resa dan Ardi tidak tahu harus bagaimana memberi pengertian pada Sasa, jika ia menanyakan tentang Arsan. Adiknya pasti lebih terpuruk, karena Sasa begitu dekat dengan Arsan.

"Arsan ... kenapa kamu gak bilang sama mamah, San. Apa mamah jadi orang tua yang buruk buat kamu? Pah, anak kita...." isak Resa, di pelukan suaminya.

"Arsan itu jagoan, mah. Dia bisa melewati rasa sakitnya sendirian. Dia terlalu mandiri,
sampai-sampai kita kehilangan dia," sahut Ardi, papah dari Arsan.

Di posisi lainnya, terdapat Geo dan Refan yang tepat berada di sebelah kuburan Railin. Geo menangis sembari memeluk nisan Railin. Begitupun dengan Refan yang merasa bersalah kepada Railin. Jika waktu bisa di putar, Refan ingin kembali di masa-masa ia menyayangi Railin.

"Kak Rai. Kenapa lo pergi juga? Belum cukup lo ngebenci gue? Kenapa harus pergi ninggalin gue? Lo boleh mukul gue. Lo boleh nonjok gue. Tapi kenapa harus pergi? Gue gak sanggup kalau harus jalani semuanya tanpa lo."

"Railin .... maafin ayah. Ayah tau, ayah salah. Apa saya masih pantas menjadi seorang ayah untukmu? Ayah sangat menyesal Railin," sesal Refan, menangisi kepergian Railin.

"Kak? Lo pasti udah ketemu sama bunda, ya? Lo pasti udah ketemu sama sahabat-sahabat lo. Apa lo udah bahagia? Kalau emang lo bahagia, gue ikhlas. Walaupun, susah bagi gue ngelepas lo," gumam Geo.

Ghesha yang berada di belakang Geo dan Refan mencoba menangkan mereka. "Ge, om. Sabar ya, Gesha yakin Railin pasti sayang kalian dan udah maafin kalian, kok. Lebih baik, sekarang kalian pulang ya...."

Geo dan Refan mengangguk. Mereka berdua berdiri, dan menatap nanar gundukan tanah Railin yang berada di hadapan mereka. "Eh, om tunggu!" ucap Gesha, menghentikan Refan dan Geo.

"Ada apa Gesha?"

"Emm, Gesha nemuin buku ini. Kayaknya punya Railin," kata Gesha, sembari memberikan buku diary Railin.

Refan tersenyum. Ia lalu mengambil buku diary itu, dan mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, Gesha. Kalau begitu, om pamit dulu ya." Gesha tersenyum lalu mengangguk.

Di sisi lain, Rey melihat beberapa orang sudah mulai pergi dari sana. Kemudian Rey mendekat kepada Resa dan Ardi, ke-dua orang tua dari sahabatnya. "Om, tante. Maaf sebelumnya, lebih baik kalian pulang. Kasian Sasa, mungkin dia lagi nyariin om sama tante di rumah."

Resa dan Ardi beranjak. Mereka mengangguk, karena Rey benar. "Baiklah, om sama tante pergi ya, Rey."

"Iya om, Rey minta maaf. Karena Rey sahabat yang buruk buat Arsan."

Ardi menggeleng. "Tidak, kamu tidak buruk Rey. Om bangga, karena Arsan bersahabat dengan mu. Om tahu kamu sudah sejak lama. Kalau begitu, om pergi duluan ya."

Sekarang semuanya sudah pergi dari pemakaman ini. Tersisa lah Rey, Joy, Ardan, Sella, Mitha, dan Gesha. Mereka menatap nanar ke-dua tumpukan tanah yang saling bersandingan itu.

Rey berdiri di antara kuburan Railin dan Arsan. Pertama, Rey menghadap ke arah kuburan Railin sembari mengusap nisan Railin. "Rai? Gue minta maaf, karena gue lo jadi gini. Andai gue gak biarin lo naik kendaraan sendiri, lo pasti gak akan kayak gini jadinya."

Kemudian Rey beralih pada kuburan Arsan. "San? Maafin gue, belum bisa jadi sahabat yang terbaik buat lo. Lo gak akan bisa kita lupain. Bagi Rancher dan kita, lo gak akan pernah tergantikan."

RAISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang