Memang pada dasarnya, kita tak pantas menilai orang lain tanpa tahu isi hatinya.
(Ardan)
7. Area Balap
Railin, Arsan, Rey, Joy, Ardan, dan beberapa anggota Rancher lainnya sudah berada di tempat arena balap. Railin rasanya ingin melampiaskan semua kejadian, disaat ia memutuskan untuk pergi dari rumahnya dengan balapan ini.
Sebenarnya, sudah lama ia tidak mengendarai motor kesayangannya itu, karna permintaan dari Raina. Tetapi, mungkin ini saatnya seorang Railin kembali menjadi dirinya sendiri. Walaupun ada sedikit trauma di kepalanya, karena kejadian yang menimpa sahabat-sahabatnya hari itu.
Maaf bun, Railin harus kembali pada dunia Railin. Sesuai yang bunda mau. Cukup jadi diri Railin sendiri, kan? Dan ini adalah diri Rai, bun.
Mereka semua sudah bersiap di posisi masing-masing pada garis start dengan motor andalan mereka, yang memang dikhususkan untuk balapan. Arsan dengan motor berwarna hitam dan ada sedikit warna putih, Railin menggunakan motor berwarna hitam sepenuhnya, Rey dengan motor berwarna abu-abu, motor Joy berwarna merah, serta motor Ardan yang berwarna putih.
Mereka balapan di jalanan yang memang di peruntukan untuk arena balap, jadi tidak akan ada yang terganggu. Baik warga maupun mereka, yang mengikuti balapannya tersebut.
Bams datang dengan sebuah bendera ditangan nya. Salah satu anggota Rancher itu, mengangkat benderanya cukup tinggi, suara mesin motor mereka terdengar nyaring, pertanda mereka sudah siap untuk memulai balap malam ini.
"SIAP SEMUA?" Bams mulai menghitung mundur, di mulai dengan angka 5. Saat hampir mendekati angka 2, mereka semua menajamkan fokus mereka.
"MULAI!" Bams melemparkan bendera itu ke atas, sebagai pertanda mereka untuk melajukan motor masing-masing.
Arsan, Rey, Joy dan Ardan melesatkan motor mereka dengan sangat kencang. Begitupun dengan Railin, namun sial baginya. Saat akan melajukan motornya, bendera itu justru menutupi pandangan Railin, membuat gadis itu seketika berhenti karena tidak bisa melihat apa-apa di depannya. Penglihatan gadis itu, terhalang oleh bendera yang jatuh tepat di atas kepalanya.
"Aelah! Bendera biadab, lo!" umpat Railin, sembari melemparkan bendera bermotif kotak-kotak, yang berada di helmnya itu ke jalan. Kemudian dia menengok ke arah Bams berdiri. "WOY? LO KALAU NGELEMPAR YANG BENER NAPA!" teriak Railin, pada bams.
"Ya maap! Udah sono lanjutin, mereka udah jauh, tuh." Ucapan bams sontak saja membuat Railin tersadar.
"Lah iya, gue lagi balapan. Malah marah-marah, lagi. Gara-gara bendera, nih!" batin Gralexa, menyalahkan bendera yang jatuh di atas kepalanya.
"Woy, malah diem!" teriak salah satu anggota Rancher. Railin tersadar, kemudian fokus kembali pada jalanan di hadapannya. Tanpa basa-basi lagi, Railin langsung melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sangat cepat, membuat anggota Rancher melongo melihatnya. Bahkan yang tadinya Railin tidak bisa melihat lawannya, kini Arsan, Rey, Joy dan Ardan ada di depan matanya.
"Ardan, ya .... taktik lo kurang bagus buat ngecoh gue!" gumam Railin, dibalik helm full facenya. Dengan kecepatan yang sedikit bertambah, kini ia berhasil melewati Ardan dengan sangat mudah.
Kali ini Joy, yang harus Railin lewati. "Joy? Dasar stres, balapan apa ugal-ugalan sih nih orang," gumam Railin. Bagaimana tidak? Joy membawa motor, layaknya orang yang sedang ugal-ugalan di jalanan. Saat Railin mengambil jalur sisi kanan, Joy mengikuti Railin yang juga mengambil sisi kanan. Hal itu membuat Railin berpikir, bahwa Joy sengaja melakukannya agar ia tidak dapat menyusul.
![](https://img.wattpad.com/cover/238857501-288-k712529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Teen Fiction📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...