"Ck, udah sih San lakuin aja apa kata gue!""Nggak, Rai! Ide lo gila sumpah. Gak ngerti lagi gue sama lo."
Wajah Railin berubah menjadi sendu, kenapa Arsan sangat sulit untuk diajak kompromi. Ini bukanlah suatu hal yang sulit. Dan ini juga tidak akan merugikan siapapun.
"Please, San. Cuma ini satu-satunya cara, supaya dia dapet hukuman yang pantas buat dia. Gue juga bakal jaga diri, gue pasti baik-baik aja. Gue mohon, San."
Arsan tidak ingin mendengar Railin memohon seperti ini padanya. Tapi sungguh, ide Railin sangat gila. Tapi, mau bagaimana lagi? Jika Railin yang meminta, Arsan akan menurutinya. Laki-laki itu mengangguk, pertanda ia setuju.
"Oke, tapi sesuai janji lo. Lo harus jaga diri baik-baik. Ngelawan Rado, bukan hal mudah."
"Hah? Railin ngelawan Rado?" kompak Rey, Joy, dan Ardan.
"Gila lo, San. Lo ngebiarin dia lawan Rado?"
Railin menoleh pada mereka bertiga. "Rey, Joy, Ardan. Gue yang maksa Arsan, dan gue harap lo semua ikut perintah dari Arsan!"
"Tapi Rai, dia bukan lawan lo!" ujar Rey sembari menunjuk Rado.
Railin menoleh pada Rado. "Lo salah, Rey. Gue adalah tandingan dia yang sebenarnya. Dengan ngerebut nyawa sahabat gue, maka dia harus tahu gimana cara gue ngebales perbuatannya."
Rado terkekeh. "Cewek lemah kayak lo? Lawan gue?" Railin yang mendengarnya mengepalkan kedua tangan. Akan ia buktikan bahwa dirinya tidak lemah.
Sebuah pukulan keras mendarat pada rahang Rado. Railin memberinya bogeman mentah, karena Rado sudah berani memandangnya sebelah mata. Ia tidak suka itu, karena ia bukanlah perempuan yang lemah.
"Kalau lo gak tau masalah apa yang udah gue lewati begitu banyak, gak usah sok ngatain gue lemah. Karena wanita, sejatinya makhluk yang terkuat. Dan kalau lo lupa, lo dilahirkan oleh seorang wanita yang mempertaruhkan nyawanya!" tegas Railin.
Rado menggeram. Ia maju, dan mengangkat tangannya pada Railin. Namun dengan gerakan cepat, Railin menangkisnya dan berbalik memukul Rado, hingga laki-laki itu dibuat melangkah mundur. Railin menatap Arsan memberinya kode, Arsan yang mengerti pun menganggukkan kepalanya.
"Rancher!" teriak Arsan.
"Balas mereka!" komando Arsan untuk menyerang anggota Avail.
Para anggota Rancher termasuk Railin, Arsan, Rey, Joy, dan Ardan mengambil ancang-ancang mereka, begitu menghadapi lawan mereka masing-masing. Railin yang berhadapan dengan Rado, Arsan dan Rey yang melawan Theo, serta Joy, Ardan dan anggota Rancher lainnya yang melawan anggota Avail yang ada.
Sedangkan di sisi lain, tetapi masih di satu tempat yang sama. Dua orang yang melihat perkelahian itu dengan perasaan was-was, lebih tepatnya tertuju pada Railin. Kedua orang itu, terlihat terkejut ketika melihat Railin ada di tengah lapangan bersama para pria yang tak lain adalah anak geng motor. Tidak seharusnya Railin berada di sana.
"Lo ngapain sih, Rai! Keras kepala juga lo ternyata," kata salah satu dari dua orang itu.
"Rai, kenapa lo gak pernah berubah." Salah satu dari kedua orang itu memang khawatir pada Railin. Tapi, satu orang dari mereka mempunyai rasa khawatir yang lebih besar. Perasaannya saat ini sangat tidak enak.
Kembali pada perkelahian antar geng Rancher dan geng Avail. Para anggota Rancher berhasil melumpuhkan beberapa dari anggota Avail.
Arsan dan Rey berhasil mengalahkan Theo. Begitupun dengan Joy dan Ardan yang berhasil melumpuhkan lawan mereka. Namun, Railin sepertinya sedikit kelelahan melawan Rado. Gadis itu tidak boleh menyerah segampang ini, ia harus kuat untuk membuktikan bahwa dirinya tidaklah lemah.
![](https://img.wattpad.com/cover/238857501-288-k712529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Teen Fiction📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...