Lebih baik menjadi orang sopan walau tidak pintar, dibanding pintar tetapi tidak memiliki tatakrama pada sesama.( Railin )
- Happy Reading -
"Anak baru aja sok banget gayanya! Lo tuh gak seharusnya sekolah disini tahu gak! Ini bukan tempat lo!"
Railin jengah mendengar perkataan yang keluar dari mulut orang itu, ia mengangkat sebelah alisnya.
"Gue? Baru? Lo kemana aja, hah?" Railin tak habis pikir dengan orang yang berada di depannya ini, sudah jelas Railin sudah hampir 2 minggu sekolah disini.
Orang itu terdengar berdecak. "Mantan murid sekolah yang khusus buat orang berandalan kayak lo, gak pantes sekolah di sini tahu gak!"
Railin menghela napas kasar. "Gue gak punya urusan sama lo, dan gue juga gak mau punya urusan sama orang kayak lo. Kalo emang sekolah ini, sekolah terbaik. Harusnya lo juga punya sikap yang baik. Lo tahu, kan, apa itu sopan dan santun? Apa lo justru malah gak tahu?" Sesaat Railin menjeda ucapannya, menghempaskan tangan yang ada di kepalanya.
"Denger gue baik-baik! Walaupun umur lo lebih tua sekalipun, lo tetep harus bisa menghormati dan menghargai orang yang lebih muda dari lo. Itu namanya tatakrama!" lanjutnya.
Orang itu menggeram marah atas ucapan Railin. "Berani lo sama gue, hah!"
Railin menatap jengah, orang yang sepertinya sengaja mencari masalah. Untuk saat ini Railin masih sabar, ia menahan dirinya agar tidak kehilangan kontrol emosinya. Tetapi, jika orang itu sudah melewati batas, jangan salahkan Railin jika ia memberikan sedikit pelajaran padanya.
"Ada hal yang harus lo tahu, dan camkan perkataan gue di dalam otak lo. Gue dan lo adalah manusia biasa. Gue dan lo sama-sama diciptakan. Kalo gue takut sama lo terus yang nyiptain gue, gue anggap apa?"
"Gue gak akan pernah takut, sama orang yang merasa paling berada di atas kayak lo! Karena orang kayak lo, biasanya lebih cepet jatuh! Lo suka ganggu hidup orang lain, kan? Maka hidup lo gak akan pernah tenang!" Setelah mengucapkan itu, Railin pergi meninggalkan dia.
Orang itu, mengepalkan tangannya dengan dendam yang ia simpan di dalam hatinya. "Gue gak akan biarin lo hidup tenang. Lo, gak akan pernah lepas dari seorang Vera Zilana, setelah apa yang udah lo katakan hari ini. Sebelum lo jatuh, gue gak akan pernah jatuh!"
~~~
Arsan, Rey, Joy, dan Ardan kini tengah mencari keberadaan Railin. Sudah beberapa tempat mereka datangi, tapi mereka masih belum menemukan Railin. Mereka ingin meminta maaf pada Railin, untuk hal ini mereka tidak boleh egois. Demi persahabatan tetap bertahan.
"Duh, Railin kemana, sih?" ucap Ardan, bertanya-tanya.
"Ini kita lagi nyari, lo nanya ke siapa bege!" cetus Joy.
"Nanya diri sendiri gue!"
"Dih, gak waras lo?"
"Emang dari kapan kalian ngakuin gue waras!"
"Lah emang gak waras!"
"Bodo amat, gue gak peduli!"
"Gue juga gak butuh perhatian lo."
Arsan dan Rey yang jengah dengan Ardan dan Joy memutar bola mata malas. Ke-dua teman nya ini, apa tidak bisa akur sehari saja? Sebenarnya darimana Arsan menemukan mereka berdua ini? Rasanya Arsan tidak pernah memungut sampah.
"Berisik lo berdua!" ketus Rey yang sudah jengah pada Ardan dan Joy.
"Lah, Kita ini!" balas mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Teen Fiction📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...